galungan 2

Denpasar (Metrobali.com)-

Umat Hindu Dharma di Bali merayakan hari Suci Galungan, hari raya terbesar dalam memperingati kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan) dengan penuh khidmat, Rabu (17/12).

Umat Hindu baik pria, wanita dan anak-anak dengan mengenakan busana adat dominasi warna putih dan wanita menjunjung sesajen (sesaji) pergi ke Pura atau tempat suci keluarga (merajan) untuk mengadakan persembahyangan.

Suasana kota Denpasar dan daerah pedesaan di Bali tampak cukup semarak, karena sepanjang jalan dihiasi dengan penjor sebagai lambang kemakmuran.

Jalan-jalan raya sepanjang kota Denpasar tampak sepi dan lenggang, karena seluruh perkantoran instansi pemerintah dan swasta di Bali libur (fakultatif).

“Umat Hindu pada hari Suci Galungan itu wajib melakukan introspeksi diri, agar sadar dan mengetahui, kebenaran yang sejati, karena kebenaran itu tetap ditegakan,” kata Direktur Program Doktor Ilmu Agama Pascasarjana Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Dr Ketut Sumadi.

Dengan demikian, umat Hindu diharapkan mampu meningkatkan sikap toleransi dan memantapkan kerukunan hidup antarumat beragama, yang selama ini hidup harmonis berdampingan satu sama lainnya.

Umat Hindu dalam merayakan Hari Suci Galungan dapat lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar mendapat bimbingan, tuntunan dan perlindungan, dengan harapan tetap pada jalan yang benar sesuai ajaran Dharma.

Hari suci Galungan selain bermakna memperingati kemenangan Dharma atas Adharma juga memberikan keheningan atas kemakmuran dan kesejahteraan yang dilimpahkan Ida Sanghyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa.

Hari Kemenangan Dharma sekaligus kebangkitan, tangga menuju pemusatan pikiran dan kesucian diri, agar umat manusia dalam menjalani kehidupan benar-benar suci dan bersih.

Selain itu Galungan juga merupakan momentum yang baik untuk mohon kepada Tuhan agar umat manusia dihindarkan dari bencana alam, yang belakangan ini hal itu muncul di berbagai wilayah.

Bencana alam akibat kemurkaan alam itu tersendiri erat kaitannya dengan prilaku dan perbuatan manusia yang tidak lagi bersahabat dengan alam.

Oleh sebab itu melalui perayaan Hari Suci Galungan, umat Hindu dapat melakukan introspeksi diri terhadap perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan selama ini, sehingga tidak lagi mengulang perbuatan negatif yang merugikan diri sendiri maupun orang lain di masa-masa mendatang.

Ia mengajak masyarakat melalui momentum Galungan itu juga mendoakan pimpinan dan para pejabat agar dalam mengambil kebijakan lebih mengutamakan kepentingan jangka panjang bagi keselamatan dan kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia. AN-MB 

activate javascript