Denpasar (Metrobali.com)-

Udang dan tuna segar maupun yang sudah diawetkan hasil tangkapan nelayan yang dihimpun pengusaha di Bali sebagian besar untuk memenuhi permintaan konsumen di Jepang.

Bali memperdagangkan ikan dan udang bernilai 9,4 juta dolar AS selama April 2013, naik tipis jika dibandingkan periode sebelumnya 9,3 jutas dolar, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali I Gede Suarsa di Denpasar, Kamis (13/6).

Hasil laut yang dieskpor itu hampir 38 persen perolehan devisanya dari konsumen di Jepang, disusul Amerika Serikat 25 persen, dan sisanya negara lainnya di dunia.

Dalam data statistik yang ditunjukkan, selain kedua negara adidaya itu yang membeli ikan dan udang dari Bali, terbanyak ketiga adalah Australia, sekitar 5,7 persen, sedangkan ke negara lainnya relatif sedikit.

Ia menyebutkan dari sepuluh mata dagangan ekspor nonmigas Bali yang memasuki pasar luar negeri selama April 2013 hasil perikanan mengalami kenaikan dalam perolehan devisa walau dalam kondisi kurang menguntungkan.

Perdagangan ikan dan udang selama April 2013 hanya senilai 9,4 juta dolar AS naik tipis dari bulan sebelumnya 9,3 juta dolar Amerika, sedangkan matadatangan nonmigas lainnya yang memasuki pasar ekspor juga meningkat.

Aneka barang kerajinan yang dibuat dari bahan baku kayu juga mendapat pasar yang bagus senilai 10,7 juta dolar April 2013, melonjak jika dibandingkan bulan sebelumnya hanya 5,7 juta dolar.

Suarsa menjelaskan dari sepuluh komoditas nonmigas pemasok utama pasar ekspor dari Bali, lima matadagangan dalam perolehan devisanya bertambah banyak yakni ikan dan udang, perabotan rumah tangga, kain perca dan barang rajutan.

Barang perhiasan yang dibuat dari perak yang dipadukan emas serta permata naik 44 persen yakni dari 4,3 juta dolar selama Maret menjadi 6,2 juta dolar AS April 2013, dan konsumennya terbanyak dari Singapura serta Hong Kong. INT-MB