Tom Kosnik

Jakarta (Metrobali.com)-

Tom Kosnik dari “Stanford University Enterpreneurship Centre” Amerika Serikat mengatakan peluang bisnis sosial, yakni bisnis yang mengutamakan dampak sosial dan lingkungan yang lestari terbuka lebar di Indonesia.

“Saya melihat generasi muda Indonesia sangat kreatif sehingga peluang bisnis sosial sangat besar di negara ini,” katanya di Jakarta, Selasa sore (16/9).

Saat diskusi dan peluncuran bukunya berjudul “Gear up : Test Your Business Model Potential and Plan Your Path to Succes”, Tom mengatakan bisnis sosial semakin populer di dunia.

Ia mengatakan salah seorang pelaku bisnis sosial yang memberi dampak mendunia dan menginspirasi banyak orang dengan konsep kredit mikro adalah Muhammad Yunus, penerima hadiah nobel perdamaian pada 2006.

Dalam bisnis sosial, kata dia, pebisnis tidak berorientasi pada keuntungan semata, tapi memberi dampak sosial dan dampak lingkungan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat di mana bisnis tersebut berkembang.

“Bisnis ini bukan ‘profit oriented’ tapi mengubah kehidupan masyarakat sekitar,” ucapnya.

Untuk memulai bisnis sosial, kata dia, pelaku bisnis harus melihat persoalan yang dihadapi masyarakat, lalu menyasar konsumen utama, lalu memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada.

Kendala utama untuk memulai bisnis sosial, menurutnya, pasar yang kecil dan biaya yang tidak sedikit. Selain itu yang utama adalah visi untuk membangun bisnis tersebut harus dirumuskan sejak awal.

Buku yang ditulisnya bersama dua orang rekannya tersebut tidak hanya ditujukan bagi mereka yang berniat memulai bisnis sosial, tapi juga bisnis pada umumnya.

“Kami mengharapkan buku ini bisa membantu banyak orang memulai bisnis sosial dengan target 10 juta orang di seluruh dunia,” katanya.

Intinya, kata dia, bagaimana menjadikan dunia lebih baik dengan bisnis sosial, sebab bisnis tersebut pada dasarnya memberdayakan sumber daya lokal.

Seorang peserta diskusi, Rosana mengatakan tips yang diberikan Tom dalam kegiatan tersebut sangat positif untuk memulai bisnis kerajinan tangan yang akan dikembangkannya.

“Saya tertarik pada acara ini karena saya berniat membantu tetangga yang kreatif membuat kerajinan tangan tapi terkendala pemasaran,” katanya.

Pada talkshow tersebut, hadir dua pelaku bisnis sosial yakni Dinny Jusuf dari Toraja Melo yang mengembangkan tenun khas Toraja dan Atiek Puspa Fadhilah dari Tinamitra Mandiri yang membuka perusahaan air bersih di Pulau Komodo. AN-MB