Denpasar (Metrobali.com)-

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas mendesak pemerintah menindak semua bentuk premanisme dan segera menyelesaikan kasus penyerangan di Lapas Cebongan, Sleman, DIY, namun dengan memperhatikan kearifan lokal.

“Premanisme harus segera diselesaikan. Tapi harus disesuaikan dengan kearifan lokal di Yogya,” kata Ketua MPR Taufiq Kiemas di Denpasar, Bali, Minggu (24/3).

Pernyataan Taufiq Kiemas ini disampaikan menanggapi peristiwa penyerangan Lapas Kelas II Sleman yang menewaskan empat orang penghuninya.

Taufiq Kiemas mengingatkan kultur masyarakat Yogya sangat berbeda dengan wilayah lain. Masyarakat Yogya, tambahnya, sebenarnya sangat terbuka, dan bisa menerima segala etnis. Peristiwa ini mengoyak harmoni di Yogya yang santun, damai dan cenderung tidak menyukai kekerasan.

Menurut Taufiq Kiemas segala bentuk premanisme harus ditindak tegas agar tidak merajalela. Taufiq mendesak Polri bertindak tegas para preman untuk diproses hukum.

“Jangan sampai preman merajalela. Ini anggota TNI saja dibunuh preman, apalagi nanti rakyat,” katanya.

Namun Taufiq Kiemas mengingatkan TNI dan Polri juga harus kompak.

Taufiq Kiemas mengingatkan peristiwa sekitar 1965 sebelum pecahnya G30S PKI juga terjadi pembunuhan anggota TNI di Prambanan Yogyakarta. Karena itu, tambahnya penanganan masalah ini harus cepat.

“Premanisme harus ditindak tapi TNI dan Polri harus kompak,” kata Taufiq Kiemas. INT-MB