Brussel (Metrobali.com)-

Tepuk tangan lebih dari 200 orang tamu menggemuruh ketika sang penari Topeng Keras menyelesaikan tariannya diiringi oleh tabuhan gamelan  kelompok gamelan “Saling Asah” pada acara resepsi pada tanggal 3 September 2013 lalu. Acara resepsi tersebut diselenggarakan dalam rangka pameran alat-alat musik Asia berjudul “Heavy Metal: Traditional Sounds from Asia” yang berlangsung sejak 1 Agustus hingga 8 September 2013 di istana Raja Belgia di Brussel. Tepuk tangan kembali bergema ketika sang penari membuka topeng yang menutupi wajahnya dan MC memperkenalkan sang penari tersebut sebagai Duta Besar RI untuk Kerajaan Belgia, Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa, Arif Havas Oegroseno kepada para tamu undangan tersebut.

Selain tarian Topeng Keras oleh Duta Besar Oegroseno, ditampilkan pula Tari Pendet dan Tari Legong Keraton, dengan iringan gamelan oleh kelompok gamelan Saling Asah yang anggotanya adalah orang Indonesia dan orang Belgia pecinta seni Indonesia dan merupakan binaan KBRI Brussel. Indonesia menjadi satu-satunya negara yang mendapat kehormatan untuk menampilkan keseniannya.  Penampilan kelompok gamelan “Saling Asah” di istana raja Belgia adalah penampilan yang pertama kalinya bagi kelompok seni tradisional Indonesia di dalam istana raja Belgia. Hal ini menjadi penghormatan tersendiri bagi kelompok gamelan “Saling Asah” yang dilatih oleh I Made Wardana, seniman Bali yang telah tinggal di Belgia sejak 17 tahun yang lalu. Acara resepsi tersebut dihadiri oleh keluarga Raja Belgia, pejabat pemerintah Belgia, korps diplomatik, dan pecinta dan penggiat seni dan budaya.

Duta Besar RI Arif Havas Oegroseno menyampaikan bahwa upaya promosi Indonesia perlu dilakukan secara kreatif dan tidak setengah-setengah. Oleh karena itu, ia tidak segan-segan untuk terjun langsung dalam kegiatan promosi tersebut. Pujian atas keterlibatan langsung Dubes RI Arif Havas Oegroseno dalam pementasan kesenian tersebut juga disampaikan oleh Secretary of State for Social Affairs, Families, Handicapped and Science Policy, Mr. Philippe Courard dalam sambutannya dihadapan para tamu.

Selain alat musik dari Indonesia yaitu gamelan Jawa dan drum dari Alor, pameran ini juga menampilkan alat-alat musik dari negara Asia lainnya. Alat-alat musik Asia tersebut adalah koleksi Musical Instrument Museum (MIM) Belgia dan pameran ini menjadi bagian dari peringatan 20 tahun bertahtanya Raja Albert II sebagai raja di Belgia. Raja Albert II digantikan oleh putranya, Raja Philippe pada tanggal 22 Juli 2013.

MIM adalah salah satu museum alat musik terkemuka di Eropa. MIM menjadi bagian dari Royal Museums of Art and History sejak 11 Januari 1992, walau sejarah pembentukannya telah dimulai pada 1 Februari 1877, yakni sebagai bagian dari Brussels Royal Music Conservatory. Pameran alat-alat musik Asia berjudul “Heavy Metal: Traditional Sounds from Asia” ini diselenggarakan di Throne Room (ruang singgasana), Marble Room, dan Long Gallery di istana raja Belgia di Brussel dan menghadirkan 4 tema, yakni drum perunggu, gamelan Jawa, gong, dan lonceng. Sejak tahun 1984, istana dibuka untuk umum pada awal bulan Agustus hingga awal bulan September dan dikunjungi oleh kurang lebih 150.000 orang setiap tahunnya . DA-MB