panusunan siregar 1

Denpasar (Metrobali.com)-

Subsektor tanaman pangan yang meliputi padi dan palawija (NTP-P) dalam pembentukan nilai tukar petani (NTP) Bali perannya meningkat 0,73 persen dari 95,78 persen pada Oktober menjadi 96,48 persen pada November 2014.

“Meskipun mengalami kenaikan, karena masih di bawah 100 yang berarti pengeluaran petani untuk konsumsi rumah tangga maupun usaha pertanian masih lebih tinggi dibandingkan dengan nilai produksi,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Selasa (2/12).

Ia mengatakan, peningkatan NTP tersebut berkat kenaikan indeks yang diterima petani (It) sebesar 2,15 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar petani (lb) sebesar 1,42 persen.

Kenaikan indeks yang diterima petani tersebut didorong oleh indeks kelompok padi naik sebesar 2,78 persen untuk kelompok gabah dan kelompok palawija bertambah 0,52 persen bagi komoditas ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah.

Panasunan Siregar menambahkan, untuk kenaikan indeks yang dibayar petani didorong oleh membaiknya harga pada kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 1,59 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,57 persen.

Subsektor tanaman pangan merupakan salah satu dari lima komponen pembentukan NTP Bali. Dari lima komponen itu dua di antaranya mengalami kenaikan dan tiga terjadi penurunan.

Dua komponen yang mengalami kenaikan selain subsektor tanaman pangan juga subsektor hortikultura. Tiga lainnya yang mengalami penurunan terdiri atas subsektor tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan subsektor perikanan, ujar Panasunan Siregar. AN-MB