Foto: Talkshow daring “Hidup Sehat dan Bernilai Ekonomi melalui Pengolahan Sampah Rumah Tangga dan Pemanfaatan Pekarangan Rumah”, Kamis (18/6/2020).

Denpasar (Metrobali.com)-

Keluarga Besar Mahasiswa Hindu Dharma (KBMHD) Undiknas dan Pusat Studi Undiknas (PSU) menggelar Talkshow New Normal Life Online 2020 bertajuk “Hidup Sehat dan Bernilai Ekonomi melalui Pengolahan Sampah Rumah Tangga dan Pemanfaatan Pekarangan Rumah”, Kamis (18/6/2020).

Seminar menghadirkan Keynote Speaker Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster. Pembicara lainnya Kepala Pusat Studi Undiknas Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H., M.M., M.H.

Hadir pula selaku narasumber Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Lalu Rossa Vivien Ratnawati S.H.,M.SD., Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan EkoRegion (P3E) Bali dan Nusa Tenggara Drs. Rijaluzzaman.

Pembicara lainnya mahasiswi Undiknas Ni Putu Nathania Putri Saraswati. Talkshow dipandu Kepala Pusat Kajian Ekonomi Undiknas Dr. Ni Putu Nina Eka Lestari, S.E.,M.M.

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster menyebutkan, permasalahan sampah menjadi momok di mana-mana, termasuk di Bali.

Kebanyakan sampah yang dihasilkan itu bersumber dari rumah tangga, sehingga pengelolaan yang baik dari lingkup rumah tangga terlebih dahulu, bisa mengurangi permasalahan sampah secara signifikan.

“Dalam menyelesaikan permasalahan, kita perlu ketahui terlebih dahulu akarnya, jika tidak diselesaikan dari sumbernya dulu, maka permasalahan itu terutama tentang sampah akan terus muncul,” demikian disampaikan Ny Putri Koster.

Pendamping orang nomor satu di Bali yang lebih akrab dipanggil Bunda Putri itu menyatakan, jika pengelolaan sampah keluarga selain bermanfaat untuk lingkungan, juga bernilai ekonomi untuk keluarga.

“Jika kita bisa mengolah sampah dan menjadikannya pupuk organik. Tentu ini bernilai ekonomis untuk keluarga,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan pada sekitar 200 peserta webminar yang didominasi oleh mahasiswa untuk terus memperhatikan lingkungan, tidak hanya lingkungan rumah saja.

“Jangan cuma kita berpikir setiap hari memasak, mengumpulkan sampah baik organik maupun bukan dalam satu wadah, setelah itu tinggalkan di luar rumah untuk diangkut. Akan lebih bijak jika kita kelola dulu sebagai bentuk perhatian kita pada lingkungan,” ujarnya.

Sementara itu, para pembicara sepakat jika akhir-akhir ini merupakan masa yang sangat sulit untuk masyarakat terutama dalam kehidupan sosial ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi global Covid-19. Namun perlu diingat, wabah ini juga memberikan sisi lain yang positif untuk alam.

Seperti yang dijelaskan oleh Ni Nyoman Santi bahwa tercatat beberapa bulan terakhir ini lingkungan telah memulihkan diri melalui penurunan emisi karbon hingga terjadi pengurangan timbulan sampah.

Untuk itu, ia berpendapat sudah saatnya dalam era new normal ini untuk kembali menggencarkan pengolahan sampah lingkup rumah tangga.

“Hal itu bisa dimulai dengan memilah sampah organik dan anorganik, kemudian dilanjutkan dengan daur ulang bagi sampah non-organik,” jelasnya.

Sementara itu Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Lalu Rossa Vivien Ratnawati S.H.,M.SD., menyatakan pentingnya pemilahan sampah di rumah tangga. Selain berguna untuk lingkungan, pemilahan sampah juga membawa nilai ekonomi untuk masyarakat.

“Sampah daur ulang seperti plastik, botol dan kaleng menurutnya bisa dijual ke bank sampah, dan omzet bank sampah di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat,” jelasnya.

Berikutnya, Kepala Pusat Studi Undiknas Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H., M.M., M.H., pada kesempatan itu menyampaikan materi bertajuk “Hadapi New Normal Ubah Pekarangan Rumah Bernilai Ekonomi.”

 

Tini Gorda yang juga Ketua DPD IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Provinsi Bali ini mengajak para peserta selain menerapkan protokol kesehatan di era normal baru ini, juga memanfaatkan pekarangan rumah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Salah satu cara cerdas dan asyik saya saat di rumah saja, ya dengan memanfaatkan pekarangan, bisa berkebun dan ini memenuhi kebutuhan keluarga pula,” ujar Ketua Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (KPRK) Provinsi Bali ini. (dan)