Tabanan Raih Juara Umum Kemah Budaya Tingkat Provinsi Bali

Tabanan (Metrobali.com) – 

Tabanan kembali menjadi juara umum kemah budaya ke 14 tingkat Provinsi Bali tahun 2014. Keberhasilan yang diraih para kader pelestari budaya Kabupaten Tabanan ini, setelah berhasil menjadi yang terbaik dan menyisihkan kader lainnya dari kabupaten/ kota di Bali. Atas prestasi yang diraih, Tabanan berhak membawa pulang piala bergilir Gubernur Bali. selanjutnya piala diserahkan kepada Wakil Bupati Tabanan komang Gede Sanjaya, Senin (29/9)  di Ruang Kerjanya. 

Kemah Budaya ke 14 tahun 2014, berlangsung selama 6 hari, yakni 9 – 14 September 2014 di Desa Sobangan, Mengwi, Badung. Dimana kemah budaya ini merupakan kegiatan yang mempertandingkan berbagai lomba yang berhubungan dengan pelestarian kebudayaan Bali. Diantaranya lomba karya tulis, metutur, lomba kesenian tradisional, study lapangan hingga lomba busana adat ke pura.    

Dewan Pelatih Kontingen Lomba Kemah Budaya Kabupaten Tabanan, Gede Arum Gunawan menjelaskan, untuk kesekian kalinya Tabanan kembali menorehkan prestasinya dan menjadi terbaik di tingkat provinsi. Tema yang diangkat tahun ini yang telah membawa Tabanan sukses menjadi juara adalah jogged nini. Dimana jogged nini merupakan tarian khas Tabanan yang berasal dari Daerah penebel. Ini merupakan tarian yang bersifat spontanitas dan pengungkapan rasa syukur petani terhadap Tuhan atas berkah panen yang melimpah.
Hal tersebut didukung dengan telah diterbitkannya buku kajian dan video documenter kesenian jogged nini.

Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran Pemerintah Kabupaten. Karena sejak setahun lalu, Wakil Bupati Tabanan telah memberikan bimbingan dan bertindak sebagai pioneer pelestarian budaya di Tabanan. Selain itu, Orang Nomor Dua di Tabanan itu juga selalu mengarahkan akar budaya dan jati diri masyarakat Tabanan sebagai sosio agraris, yakni budaya bertani. Mengingat hampir 70 persen masyarakatnya bergerak di sektor pertanian. Yang mana budaya bertani tersebut tidak hanya sekedar bercocok tanam semata, namun juga perlu memperhatikan aspek religi, dan nilai-nilai kesenian. 
“Saya berterima kasih atas motivasi yang diberikan pemerintah, dalam hal ini Wakil Bupati Tabanan. Semoga apa yang menjadi jerih payah kami ini, dapat bermafaat bagi keberlangsungan kebudayaan di Tabanan,” harapnya.
Tidak hanya berhenti sampai disini, Mantan  OSIS SMA negeri 1 Tabanan itu juga akan terus melakukan penelitian terhadap kesenian yang ada di Tabanan. Seperti, kesenian ketungan, baris meganyung dan gendruk.  “Kedepan target kami adalah dibidang pelestarian lingkungan hidup bersama masyarakat Jatiluwih. Kami akan mengkaji daya dukung alam dan ketahanan budaya agrarisnya,” ungkapnya.

Keberhasilan yang diraih siswa-siswi di Tabanan tersebut, tentu saja mendapat apresiasi dari Wakil Bupati Tabanan. Dirinya berharap, para generasi muda di Tabanan harus bangga menjadi orang Tabanan. Terlebih Tabanan, dilimpahi dengan berbagai potensi alam yang bergerak pada budaya agraris. Salah satu cara untuk dapat mempertahankan kebudayaan tersebut, adalah mengisi diri dengan berbagai pengetahuan, keterampilan hingga mengisi hati dengan agama. “Jika diri dan hati telah diisi, saya yakin Tabanan akan lebih maju dan baik lagi,” ungkapnya.

Dirinya bersama Bupati Tabanan akan selalu mendukung, segala bentuk kegiatan untuk melestarikan kebudayaan Tabanan. Keberhasilan ini harus dijadikan motivator serta spirit bagi anak-anak lain di Tabanan untuk mampu menyumbangkan sesuatu yang positif bagi daerahnya.

Adapun putra-putri terbaik Tabanan yang berhasil meraih juara, adalah I Ketut Agus Darmawan dari SMA N 1 Pupuan, Kadek Indra Dwi Jawara dari SMA N 1 Selemadeg, Ni Kadek Sri Lestari Anjastuti dari SMK Restu Muning, Baturiti, Dewa Made Bali Sugiartha dari SMA N 1 Kediri, Made Ayu Dian Lestari Candera dari SMK N 1 Tabanan, Ni Putu Sri Pratiwi dari SMA N 1 Tabanan. EB-MB