Foto: Made Bagus Kertha Negara (akrab disapa Sting), Calon Wakil Walikota Denpasar yang berpasangan dengan Calon Walikota Denpasar Gede Ngurah Ambara Putra.

Denpasar (Metrobali.com)-

Langit malam Kota Denpasar pada Jumat malam (5/9/2020) terlihat terang benderang. Bintang-bintang pun tampak tanpa malu dan tiada ragu mengerlipkan sinarnya.

Udara juga terasa sejuk di tengah tensi politik yang bisa dikatakan sudah mulai “menghangat” dengan mulainya masa pendaftaran Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Denpasar yang akan berkontentasi pada Pilkada Denpasar 9 Desember 2020 mendatang.

Bagi seorang calon kepala daerah apalagi calon penantang baru, mungkin saja masa-masa seperti ini ibarat “cinta pada pandangan pertama” ataupun “cita pertama” ketika masih berseragam “putih abu” di bangku sekolah SMA dulu.

Ada rasa gugup, dengan debaran jantung yang terus menderu debu ketika melihat sang pujaan hati. Ada perasaan campur aduk, antara sangat antusias dengan perasaan penasaran yang kian membuncah.

Perasaan seperti ini pun diakui Calon Wakil Walikota Denpasar Made Bagus Kertha Negara yang berpasangan dengan Gede Ngurah Ambara Putra selaku Calon Walikota Denpasar yang diusung koalisi Golkar, Demokrat dan NasDem. Pasangan calon ini disebut sebagai Paket Amerta.

Perasaan antusias ini makin kuat sehari jelang Amerta siap melakukan pendaftaran ke KPU (Komisi Pemilihan Umum) Kota Denpasar, Minggu pagi (9/8/2020).

“Jujur saja, saya sangat antusias. Ini pengalaman pertama saya, ya ibarat cinta pertama lah,” seloroh Bagus Kertha Negara ditemui Jumat malam (5/9/2020) di areal Pura Puseh dan Pura Desa, Desa Adat Denpasar, Kota Denpasar.

Pria yang akrab disapa Sting ini memang tengah menjalani “ritual” yakni “tangkil” dan “makemit” di pura ini.

Dirinya memohon doa restu kepada “Ida Bhatara” dan “Ida Sesuhunan” untuk melapangkan langkahnya melakukan pendaftaran di KPU Denpasar pada hari terakhir pendaftaran Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Denpasar 2020.

“Bagi saya ini (Pilkada Denpasar) adalah karya agung dan kesempatan yang langka. Jadi di awal perjalanan ini saya memohon doa restu kepada Beliau dan menyerahkan hasilnya pula kepada kehendak Beliau. Tentunya tugas saja berjuang dengan maksimal,” kata Sting.

Menghabiskan malam dengan makemit, pandangannya kerap menatap langit Denpasar yang malam itu terasa cerah. Sambil merenung, berkontemplasi, Sting meneguhkan tekad dan keyakinannya untuk menjadi “pengayah” dan “pelayan” masyarakat.

“Kami berdua Amerta ‘Gede Jak Made’ siap ngayah sekala niskala untuk Denpasar maju, Denpasar Era Baru,” kata Sting berbincang dengan awak media.

Kata “ngayah” bagi Bagus Kertha Negara, bukan hal yang asing lagi. Sebab kini dia dipercaya mengabdi sebagai pengayah di desa adat sebagai Bendesa Adat Denpasar masa bhakti 2018-2023.

Desa Adat Denpasar sendiri merupakan salah satu desa adat terbesar di Kota Denpasar sebab terdiri atas 105 banjar. Ia juga jadi pengayah di Pura Puseh dan Pura Desa di Desa Adat Denpasar.

Putra kedua dari penggagas konsep Tri Hita Karana, alm. Profesor Merta Sutedja memang tak pernah membayangkan dirinya akan berada di suatu titik untuk berjuang menjadi pemimpin di tingkat Kota Denpasar.

Namun baginya, amanah dan kepercayaan yang telah diberikan masyarakat Denpasar untuk maju sebagai Calon Wakil Walikota Denpasar harus dijawab dengan memberikan yang terbaik untuk masyarakat.

“Ini memang sudah jalan Tuhan, saya harus ngayah untuk kepentingan yang lebih besar,” kata owner Sekolah Kertha Wisata ini.

“Saya orang baru, ingin ngayah, betul-betul bekerja untuk Denpasar tidak mencari sesuatu. Kepentingan Denpasar harus berubah, Denpasar Era Baru,” pungkasnya lantas memohon izin kepada awak media untuk kembali melanjutkan persembahyangan.

Soal persiapan pendaftaran, Ketua Tim Pemenangan Amerta Wayan Mariyana Wandhira ditemui usai rapavdi kantor DPD Golkar Bali mengungkapkan paslon Amerta dan tim pendukung akan mendaftar ke KPU Denpasar pada Minggu (6/9/2020) sekitar pukul 09.00 Wita.

Namun, sebelum itu, tim dan paslon sembahyang ke Pura Jagatnata. Dia mengingatkan yang boleh ikut maksimal 40 orang sesuai protokol kesehatan yang digariskan KPU.

Masing-masing partai siapkan 10 orang, dan dari paslon 10 orang, klop 40 orang. “Tolong patuhi aturan KPU itu. Jangan sampai apa yang kita lakukan nanti jadi bahan obrolan pihak lain, terutama di media sosial,” pesannya.

Karena minim waktu untuk persiapan mengenalkan paslon ke publik, Wandira minta semua anggota tim dan partai harus menyediak waktu untuk bergerak setiap saat.

Dia juga menyarankan tim pengarah pemenangan harus menguasai situasi dan kondisi Denpasar secara mendalam, karena di tiap desa saja bisa berbeda.

“Minimal ada kajian mana daerah yang mudah, mana yang setengah-setengah, dan mana yang sulit. Tim pengarah harus independent, jangan sampai mengira-ngira saja, harus ada yang kontrol,” kata Wakil Ketua DPRD Denpasar tersebut.(ian)