I Gusti Agung Ketut Sudaratmaja

Mangupura (Metrobali.com)-

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung melalui Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Badung terus berupaya meningkatkan produksi pertaniannya.

Karena itu, digelarnya  Festival Budaya Pertanian (FBP) untuk kali ketiga. Badung pun terus berupaya meningkatkan programnya. Karena melalui FBP diharapkan sinergitas antara pembangunan, pertanian, budaya dan pariwisatanya semakin meningkat.

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) I Gusti Agung Ketut Sudaratmaja didampingi Kabag Humas Badung, AA. GedenRaka Yudha dalam acara Press Conference Festival Budaya Pertanian (FBP) ke-3 yang mengambil tema “Wisuda Bumi, Bukti lan Mukti ini , mengatakan jika agenda tahunan ini dari tahun pertama dibuat hingga kini ketiga kalinya terus mengalami peningkatan baik dari kualitas acaranya serta dari segi anggaran biayanya.

“Dulu yang pertama Rp380 juta yang kedua naik Rp800 juta dan yang sekarang kurang lebih Rp1 milyar, namun ini juga outputnya menguntungkan bagi kita karena ada peningkatan output transaksi. pertama 1,2 M, kedua 6, 4 M, jka kadistanbunhut  i gusti agung ketut sudarmaja

Sebagai agenda tahunan kawasan Badung Utara, eksistensi FBP diharapkan juga bisa mengangkat citra pariwisata kawasan Badung utara.

“Festival Budaya Pertanian yang ke III ini masuk dalam Nominasi Nasional (Top 99) Lomba Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) di Kemenpan RB tahun 2014,” jelas Sudaratmaja, di kawasan Bagus Agro Plaga, Kamis (24/7).

Kegiatan yang ketiga kalinya ini, tetap berlokasi di seputuran Jembatan Tukad Bangkung desa Plaga, Petang, yang akan dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus hingga tanggal 10 Agustus 2014.

Menurutnya, FBP telah menjadi satu budaya yang melekat di kawasan Badung Utara, dimana potensi ekonomi Badung dibandingkan kawasan Badung Selatan berbanding terbalik terutama di sektor sosial dan ekonomi.

“Saya kira event ini cocok bagi kita untuk cooling down dulu, dari misal kita habis pilpres, jadi tempat ini sangat cocok bagi masyarakat luar yang ingin menikmati pemandangan wisata alamnya sembari menikmati wisata kuliner,” promonya.

Karena itu diharapkan FBP dapat mengangkat potensi yang masih terpendam di Badung Utara yang sekaligus sebagai sarana penguatan sinergitas antar sektor pariwisata dan sektor pertanian.

Sinergitas tersebut pun telah dilakukan dengan penandatangan MoU antara pihak petani dan para pengusaha hotel dan restoran dikabupaten Badung.

“Kalau pihak hotel sudah menyerap buah lokal merupakan peluang yang sangat bagus bagi petani, petani harus disiplin dalam berhubungan dagang dengan hotel,” katanya.

Sudaratmaja menambahkan, sinergitas tersebut juga dapat menjawab perbincangan dimasyarakat terkait isu ketimpangan pembangunan antara Badung Utara dan Badung Selatan. Sebagai langkah kongkrit menjawab hal tersebut Kepala Distanbunhut Badung, Sudaratmaja melibatkan Desa Wisata khusunya yang berada di Carangsari, Plaga, Kiadan dan belok Sidan.

Ia juga berharap ajang tersebut dapat dimanfaatka oleh pengelola desa wisata untuk mendatangkan wisatawan dengan paket khsusus yang dikaitkan dengan dilaksanakanya Festival Budaya Pertanian.

Tidak hanya sebatas pelibatan Desa Wisata, akan tetapi labih jauh lagi dengan memperkenalkan produk pertanian yang dapat diserap untuk sektor pariwisata seperti produksi pertanian sayuran khususnya asparagus, kopi bubuk, ramuan kopi logh serta bunga.

Citra Badung Utara saat ini yang ditonjolkan oleh Pemkab Badung dengan memanfaatkan sektor pertanian dengan menawarkan keindahan alam kawasan Tukad Bangkung yang kental dengan spirit budaya, pertanian, guna menciptakan market ekonomi dan ekonomi kreatif dan juga sebagai ajang dialog publik pendidikan serta hiburan bagi masyarakat setempat maupun para wisatawan yang datang.

Dalam festival tersebut, juga akan di gelar beberapa lomba diantaranya lomba gebokan dengan menggunakan aneka buah lokal.

“Di Badung sudah siap, kami sudah punya sentra Belimbing, dan pusat-pusat komoditas, Sibang kita tetapkan sebagai kampung bunga, Selat sebagai kampung Buah karena disitu ada buah naga, sotong pepaya dan lain sebagainya, kemudian di Mambal juga ada sentra belimbing,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, Festval Budaya Pertnian ini akan dikemas secara apiksehingga tampil berbeda dari festival-festival kebanyakan. Sebagaimana yang sering dikeluhkan pengunjung festival tidak ubahnya seperti pasar dadakan. Untuk itu pihaknya bersama EO event berusaha mengantisipasi hal tersebut. SIA-MB