Denpasar (Metrobali.com)-

Empat Sekeha Gong Kebyar (SGK) Anak tutup “Parade Gong Kebyar dan Kesenian Klasik Kota Denpasar 2013”. Sehari sebelumnya parade juga dimeriahkan penampilan dua sekeha gong kesenian klasik. Seperti sekeha Gong Kesenian Klasik Semarepagulingan Tatasan Kaja Denut dan Kesenian Klasik Bebarongan Br. Anggabaya Penatih Dentim. Penampilan mereka begitu memukau penonton, sarat dengan nuansa magis namun tak melupakan sisi hiburan, Senin (7/10).

Empat SGK anak yang tampil di hari terakhir diantaranya SGK. Tk. “Kusuma Sari” banjar Pegok, SGK. Tk. “Kumara Swara Pascima” IGTKI Denbar, SGK. “Taruna Mekar” Bnajar Batan Poh Sanur Kaja dan SGK. “Cipta Dharma Kanti” Banjar Paang Klod Penatih. Walaupun usia relatif masih belia, namun keempat sekeha ini tampil tak mengecewakan. Seperti kebiasaan anak-anak, mereka tampil penuh ceria, penuh canda dan tawa.

Sementara sehari sebelumnya dua sekeha kesenian klasik diantaranya Sekeha Gong Klasik “Wira Yowana Prasetia” hadir dengan tabuh petegak karya I Wayan Sinti. Dibawakan begitu manis oleh sekeha yang berhomebase di Banjar Tatasan Kaja-Tonja. Kekotekan, kekendangan, pengecek yang dipadu dengan suling, rebab dan terompong ciri dari tabuh klasik menjadikan tabuh ini begitu manis terdengar. Tak kalah menarik juga dutunjukkan SG. Kesenian Klasik Bebarongan “Yowana Kertha Laksana” Br. Anggabaya Penatih-Dentim. Yang menghadirkan tabuh bebarongan klasik garapan dari I Wayan Purna. Dimana tari dan tabuh mampu beriringan harmonis, menunjukkan kerjasama penabuh dan penari bapang barong saling mengerti satu sama lain. Gerakan bapang barong yang begitu dinamis dan metaksu seolah memberi pesan kepada para penonton “ini lho cara menari yang baik”.

Hal ini dibenarkan salah seorang pengamat seni I Gusti Ngurah Padang dan Butu Antara bahwa menari bapang barong tidak boleh sembarangan, ucapnya. Harus mengikuti alur atau pakem tari seperti; pola gerak, estetika, koreografi, lagu, tata busana, fisik serta penguatan karakter. Hal ini penting diperhatikan apalagi Dinas Kebudayaan Denpasar pada 12 Oktober ini akan menggelar lomba bapang barong. Semua kreteria tersebut harus diperhatikan jika ingin menjadi penari barong yang baik, tegas Ngurah Padang. Pada pementasan kemarin selain dua sekeha kesenian klasik, juga tampil dua Sekeha Gong Wanita (SGW) masing-masing SGW “Candra Swari” Kesiman Dentim dan SGW “Catur Santi Swari” Kel. Ubung Denut. Masing-masing dengan  tabuh kreasi dan tari seperti; tabuh kekebayaran, tabuh kreasi lelambatan, tari Sekar Jempiring, Panyembrama, Sekar Ibing dan Cendrawasih.SDN-MB