Nusa Dua (Metrobali.com)-
Menteri Perikanan dan Kelautan, Cicip Syarif Sutardjo bertekad mengimplementasikan konsep blue economy. Dan, Indonesia sendiri sudah mulai melaksanakan konsep yang berkaitan dengan pesisir dan kelautan tersebut.
“Kita sudah melaksanakan. Ada Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Solomon, Timor Leste dan didukung Australia. Di kawasan setitiga, kita dianggap paru-paru dunia. Tak kalah dengan di Brazil nantinya,” kata Cicip di sela “Kedonganan Coral Triangel Day Festival, Beach Clean Up”, Sabtu 9 Juni 2012.
Cicip pun mengaku pemerintah telah mencanangkan agar ke depan blue economy diterapkan di Indonesia. Apalagi, katanya, hal itu juga tertuang dalam RPJP Indonesia. “Kita negara kepulauan terbesar. Dua pertiga kawasan kita laut. Kita berharap pesisir ini menjadi tumpuan ekonomi dengan dasar blue economy. Blue economy ikut menurunkan emisi karbon di dunia ini,” urai Cicip.
Kendati begitu, bukan perkara mudah mengimplementasikan konsep tersebut. Ada sejumlah kendala yang dihadapi Indonesia. Di antaranya kebersihan pesisir pantai dan laut. “Tentu saja kebersihan dan keindahan pantai harus dijaga,” pinta Cicip.
Sementara itu, Cicip mengaku Bali adalah provinsi yang sudah mulai menerapkan konsep ekonomi tersebut. Hanya saja, Bali sendiri, sebagaimana diungkap Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Anak Agung Sastrawan, masih memiliki sejumlah kendala. Kendala itu, hampir merata di sejumlah pantai di seluruh Indonesia.
“Panjang Pantai Bali adalah 430 kilometer. Kerusakan lingkungan, abrasi, terumbu karang, sampah dan limbah adalah hal yang hampir merata menjadi sejumlah kendala di Indonesia,” kata Sastrawan.
Sampah plastik, kata Sastrawan, berdampak luas dan sulit dicarikan solusinya. Tapi, katanya, semua pihak harus bertekad memerangi sampah plastik, utamanya di pantai. Dengan begitu, tekad pemerintah untuk mencapai blue economy dapat terealisasi. BOB-MB