Jembrana (Metrobali.com)-

Upacara sederhana tapi sarat makna, perlu dikembangkan agar umat Hindu tidak perlu takut dan khawatir bahwa ritual akan membebani mereka secara finansial, lalu meninggalkan agamanya karena itu.  Demikian penegasan Ketua Sabha Walaka PHDI Pusat, Putu Wirata Dwikora, sesaat setelah menghadiri upacara ‘’kumba pawitra’’ di pantai Rening, Desa Cupel, Kecamatan Negara, Jembrana, Sabtu (26/5) lalu. Putu mengapresiasi dan salut kepada panitia, karena beaya upacara hanya sekitar Rp 7,6 juta, sementara pesertanya 900 lebih dan ribuan keluarga ikut nunas tirta serangkaian upacara tersebut.

Hebatnya lagi, sebagian besar beaya merupakan dana punia umat serta Pemkab. Sementara anggota DPD RI Wayan Sudirta yang hadir, menyerahkan sumbangan Rp 10 juta, Rp 5 juta untuk panitia dan Rp 5 juta untuk Rsi Yadnya. Hadir Sekda Jembrana, Wakil Ketua DPRD Jembrana Ir. I Ketut Widastra, utusan PHDI Bali dan PHDI Jembrana.

Acara dipuput 5 sulinggih;Ida Mpu Nabe Bhaskara, Ida Sira Mpu Naba Karuna Putra, Ida Bujangga Rsi Widya Sara, Ida Nabe Begawan Darmika Tanaya dan Ida Mpu Mahajaya Bhaskara.

Ketut Astika Yasa, ketua panitia menyampaikan, acara diselenggarakan setiap tahun, dan ini merupakan tahun kedua. Diluar dugaan, pesertanya membeludak, dan para peserta tidak dikenakan beaya apapun. Mereka dipersilakan mepunia serelanya, dan kalau ada kelebihan dana akan dijadikan kas yayasan untuk acara berikutnya.

Dalam wawancara media, Putu Wirata menegaskan, Parisada sangat mendukung upacara-upacara yang mencerminkan kebersamaan dan kesederhanaan, dan perlu mengingatkan pemerintah daerah, yang dalam beberapa kesempatan masih mengelar upacara dengan beaya ratusan juta rupiah, padahal esensinya tidak berbeda dengan upacara yang digelar Yayasan Bhaskara Jaya tersebut.

Putu mengapresiasi kehadiran dua orang legislator, seorang dari DPD RI dan DPRD Jembrana, dan mengingatkan umat agar cerdas memilih pemimpin ke depan. ‘’Jangan pilih pemimpin yang tidak memperjuangkan aspirasi umat, tidak hadir tanpa pemberitahuan ketika umat memerlukan kedatangan mereka,’’ katanya. Ia juga mengingatkan, umat jangan memilih pemimpin karena diberi uang Rp 50 ribu atau beberapa ribu, karena selanjutnya mereka yang terpilih atas uang tidak akan mempedulikan aspirasi rakyat, termasuk aspirasi umat Hindu. ST-MB