Keterangan foto: Ilustrasi

Denpasar, (Metrobali.com) –

Setelah mengalami stagnasi selama setahun terakhir, sektor properti residensial (baik pasar primer maupun sekunder) di Bali mulai menunjukkan indikasi pemulihan. Hal ini tercermin dari hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Primer Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali triwulan II 2018.

Hal itu dikatakan Deputi Direktur Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Bali, Azka Subhan, Senin (24/7) dalam siaran pers kepada Metrobali.com.

Dikatakan,Indeks harga properti residensial primer (IHPR) pada triwulan II 2018 tercatat sebesar 185,44, lebih tinggi dibanding triwulan lalu yang sebesar 185,44, lebih tinggi dibanding triwulan lalu yang sebesar 185,23. Berdasarkan tipe rumah, peningkatan terutama terjadi pada rumah tipe kecil, sedangkan tipe rumah menengah dan besar masih belum menunjukkan peningkatan.

Indikasi akselerasi juga terjadi pada Pasar Properti Residensial Sekunder. Pertumbuhan harga rumah sekunder di wilayah Denpasar dan sekitarnya mengalami kenaikan dari rata-rata 0,28% (yoy) pada triwulan sebelumnya, menjadi 0,74% (yoy) pada triwulan II-2018.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, harga properti residensial di pasar primer pada triwulan III-2018 diperkirakan akan kembali menunjukkan peningkatan. Berdasarkan tipe rumah, perkiraan peningkatan sebesar 0,04% (yoy) atau 3,94% (qtq), diikuti oleh tipe menengah sebesar 0,01% (yoy) atay 1,25% (qtq) dan tipe besar 0,01% (yoy) atau 0,69% (qtq). Optimisme responden SHPR Primer terhadap perkiraan peningkatan tersebut seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi Bali secara keseluruhan, serta implementasi relaksasi kebijakan LTV oleh Bank Indonesia.

Pulihnya sektor properti residensial juga tercermin pada peningkatan penyaluran kredit perbankan untuk kepemilikan rumah tinggal (Kredit Pemilikan Rumah), apartemen dan ruko/rukan pada 2 bulan terakhir. Kredit KPR pada periode Mei dan Juni 2018 masing-masing tumbuh sebesar 6,12% (yoy) dan 6,64% (yoy). Secara nominal posisi penyaluran kredit tercatat sebesar Rp 9,70 Miliar pada Mei 2018, dan sebesar Rp 9,75 Miliar pada Juni 2018.

Dari sisi suku bunga, penurunan dan rendahnya suku bunga acuan BI 7-days Repo Rate sampai dengan awal Mei 2018 diikuti oleh tren penurunan suku bunga KPR. Pada Mei 2017, rata-rata tertimbang suku bunga KPR tercatat sebesar 11,7% untuk rumah tipe kevil (s.d tipe 21) dan 11,05% untuk rumah tipe besar (diatas tipe 70). Penurunan ini terus berlanjut hingga rata-rata tertimbang suku bunga KPR per Juni 2018 menjadi sebesar 10,8% untuk rumah tipe kecil (s.d tipe 21) dan 10,4% untuk rumah tipe besar (diatas tipe 70). Disamping itu, rasio NPL KPR apartemen dan ruko/rukan terjaga pada kisaran sebesar 2,64% hingga bulan Juni 2018. Kondisi ini, dibarengi dengan kebijakan pelonggaran kebijakan LTV/FTV yang berlaku pada Agustus 2018 diyakini dapat menstimulasi pertumbuhan KPR yang mulai menunjukkan tendensi peningkatan. Lebih lanjut, seiring dengan perkiraan membaiknya kondisi perekonomian Bali secara keseluruhan, sektor properti diperkirakan akan kembali bergairah.

Edditor: Hana Sutiawati