lomba banjarWalikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra saat membuka lomba nyurat aksara Bali, lomba ngulat klatkat sudamala dan lomba membuat canang sari yang dilaksankan Seka Teruna Teruni Teruna Jaya, Br. Umadui, Desa Padangsambian Klod, Rabu (16/8) di balai banjar setempat. 

Denpasar (Metrobali.com)-

Kegiatan seni dan budaya yang dilaksanakan di banjar-banjar seperti lomba-lomba merupakan ujung tombak dalam pelestarian seni dan budaya Bali. Hal ini harus terus dipertahankan sehingga seni dan budaya tetap lestari mengingat sebagai pilar penguatan identitas Bali khususnya di Kota Denpasar. Hal tersebut disampaikan Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra saat membuka lomba nyurat aksara Bali, lomba ngulat klatkat sudamala dan lomba membuat canang sari yang dilaksankan Seka Teruna Teruni Teruna Jaya, Br. Umadui, Desa Padangsambian Klod, Rabu (16/8) di balai banjar setempat. Pembukaan lomba tersebut dihadiri juga oleh DPRD Kota Denpasar dan tokoh masyarakat setempat.

“Kegiatan ini merupakan pilar-pilar penguatan seni dan adat budaya Bali. Sehingga kita harapkan tidak menghilangkan identitas adat, seni dan budaya Bali,” ujar Rai Mantra. Disamping itu dalam kesempatan tersebut Rai Mantra mengajak seluruh masyarakat untuk melestarikan dan mengajegan bahasa Bali. Mengingat bahasa Bali merupakan bahasa ibu sehingga semua mengetahui tentang dasar-dasar kebudayaan Bali.

Pengelingsir Banjar Umadui Jro Mangku Wayan Arka mengaku sangat mendukung program Pemerintah Kota Denpasar dalam visi dan misinya Denpasar Berwawasan Budaya. Salah satu yang dilaksanakan dengan melaksanakan lomba yang berkaitan dengan adat dan budaya. Menurutnya dengan program Pemerintah Kota Denpasar dalam pelestarian budaya merupakan benteng untuk menjaga ajeg Bali. “Kami masyarakat sangat mendukung program Pemerintah Kota Denpasar dalam melestarikan seni, adat dan budaya Bali,” ujarnya. Bila tidak dilaksanakan pelestarian tentunya kedepannya akan punah. Terlebih lagi sekarang ini ditengah era perkembangan teknologi, keberadaan adat dan budaya Bali menghadapi tantangan yang berat. Untuk itu pelestarian adat dan budaya harus melibatkan seluruh masyarakat terutama harus ditanamkan sejak dini. Ini merupakan menjadi alasan lomba yang dilaksanakan sekarang melibatkan anak-anak TK dan SD. Hal ini juga dirangkaikan dengan peringatan HUT RI ke-72 dan HUT STT Teruna Jaya ke-35.

Ketua STT Teruna Jaya Kadek Wahyudi mengatakan berbagai kegiatan telah dilaksanakan serangkaian HUT RI dan HUT STT. Berbagai kegiatan seni dan budaya telah dilaksanakan mulai dari lomba tari, lomba mewarnai sampai pada pelaksanaan lomba membuat klatkat seperti sekarang ini. Semua peserta yang ikut lomba ini mulai dari anak-anak TK dan SD hal ini sebagai salah satu pelestarian adat, seni dan budaya. “Kami sengaja melibatkan anak-anak TK dan SD untuk menanamkan sejak dini tentang adat dan budaya,” ujarnya. RED-MB