pasar-badung

Denpasar (Metrobali.com)-

Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan III-2014 (Juli-Agustus-September) terhadap triwulan sebelumnya sedikit melambat dari 2,81 persen menjadi 2,78 persen.

“Demikian juga produk domestik regional bruto (PDRB) Bali memiliki kaitan yang erat dengan kondisi ekonomi konsumen yakni konsumsi rumah tangga, sehingga indeks tendensi konsumen (ITK) melambat dari sebelumnya sekitar dua persen menjadi hanya 0,8 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar di Denpasar, Sabtu (15/11).

Ia mengatakan, komponen pembentukan ITK pada triwulan IV-2014 (Oktober, November dan Desember) diperkirakan mencapai 110,70 dibandingkan pencapaian triwulan sebelumnya 111,90, sehingga tetap mengindikasikan adanya perbaikan, meski dengan optimisme menurun Hal itu menunjukkan angka yang cukup impresif pada pengaruh inflasi terhaap harga. penurunan tingkat optimisme sekitar 3,22 persen itu mengindikasikan, bahwa daya tahan dari kontruksi ekonomi konsumen tidak sekuat triwulan sebelumnya.

Panasunan Siregar menambahkan, kondisi itu juga tetap mencerminkan minat konsumen masyarakat tetap tinggi pada triwulan IV-2014. Perlambatan pada indikator tersebut pada dasarnya searah dengan ada yang terjadi di masyarakat.

Kenaikan harga menjelang hari raya besar berpotensi untuk membatasi ataupun mengurangi tingkat konsumsi termasuk makanan. Namun demikian tingkat persepsi di atas 100 atau 110,98 menunjukkan bahwa optimisme masyarakat untuk mempertahankan konsumsinya di tengah kenaikan harga masih tetap cukup baik dibandingkan triwulan sebelumnya.

Panasunan Siregar menambahkan, fenomena lain yang mendukung kondisi tersebut adalah laju inflasi triwulanan yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Untuk periode triwulan III-2014 laju inflasi tiga bulanan mencapai 1,36 persen, cukup tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya yang hanya 0,24 persen, ujar Panasunan Siregar. AN-MB