Teks Foto : Ketua K3S Denpasar, Ny. Selly mengoleksi lukisan penyandang Skizofrenia Nyoman Sudiasa saat membuka Bazar pada Hut Ke-3 Rumah Berdaya Denpasar, Sabtu (14/9) di Rumah Berdaya Denpasar, Jl. Raya Sesetan, Nomor 280, Denpasar Selatan.

Ketua K3S Ny. IA Selly Mantra Ajak Penderita  Skizofrenia Tingkatkan Ketrampilan.

Denpasar, (Metrobali.com)-

Keinginan mewujudkan Denpasar zero pasung menjadi motivasi pembentukan Rumah Berdaya Denpasar oleh Walikota Denpasar I.B Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakil Walikota I GN Jaya Negara. Penyandang Skizofrenia (ODS) yang umumnya menunjukan gejala menyerupai gangguan jiwa, bahkan biasanya diperlakukan layaknya Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), yaitu dipasung, diikat ataupun mendapatkan perlakuan diskriminasi, baik oleh anggota keluarga maupun lingkungan. Dalam wadah Rumah Berdaya Denpasar di bawah Koordinator Dinas Sosial Kota Denpasar serta keterlibatan Koordinator Kegiatan  Kesejahteraan Sosial (K3S) sebagai solusi untuk menampung dan melatih ODS agar menjadi pribadi yang terampil sejak Tahun 2016 lalu.

Dalam memperingati Hari jadi yang ke-3 Rumah Berdaya tahun 2019 ini diisi dengan berbagai kreatifitas penyandang Skizofrenia di Rumah Berdaya Denpasar yang berlokasi di Jalan Raya Sesetan Nomor 280, Denpasar Selatan. Dari  kegiatan bazar kuliner hingga diskusi menjadi  ajang kreatifitas memeriahkan HUT Rumah Berdaya. Kegiatan ini  juga sempat di hadiri Sekda Kota Denpasar, AAN Rai Iswara. Ketua K3S Denpasar, Ny. I.A Selly Dharmawijaya Mantra, Sabtu (14/9) bersama Kepala Dinas Sosial, Made Mertajay, dan Lurah Sesetan Ketut Sri Karyawati menghadiri kegiatan bazar serta membuka pameran lukisan Nyoman Sudiasa salah satu penyandang Skizofrenia.

Istri dari Walikota Rai Mantra yang juga pemrakarsa Rumah Berdaya Denpasar mengungkapkan rasa haru karena kini semakin banyak yang bersinergi bersama termasuk hadirnya komunitas-komunitas positif. Ny. Selly juga mengoleksi lukisan karya Nyoman Sudiasa. Mengubah stigma masyarakat tentang ODS bahwa mereka mampu diberdayakan bersama dalam berbagai kreatifitas.

“Dalam hal ini kita ingin mengubah stigma masyarakat agar Orang Dengan Skizofrenia ini, tidak ditakuti atau dikucilkan lagi. Ke depan harapannya, mereka mampu mandiri. Maka dari itu hadirnya Rumah Berdaya ternyata terjadi perubahan yang sangat positif. Bahkan mereka mampu menghasilkan karya sesuai bakatnya,” ujar Ny. IA Selly Mantra.  Saat itu juga diserahkan bantuan gerobak dari Kementerian Perdagangann RI sebanyak 5 gerobak. Banruan ini akan semakin memotivasi sahabat-sahabat di Rumah Berdaya agar terus berkarya dan berkreativitas. “Saya sangat kagum dengan sahabat-sahabat kita di sini, semakin membaik bahkan mampu menghasilkan karya, ada yang melukis, membuat minyak, jasa cuci motor hingga bisa meracik kopi, ini luar biasa,” ungkapnya.

Sementara itu, Fasilitator Rumah Berdaya dr. Rai Putra Wiguna mengatakan,  Rumah Berdaya selain fokus pada pemberdayaan dan edukasi, juga dapat menjadi ruang diskusi publik yang merangkul sahabat-sahabat Skizofrenia. Ia juga menambahkan Rumah Berdaya adalah wadah penderita Skizofrenia satu-satunya di Bali. “Besar harapan kami ke depannya setiap daerah juga mampu berbuat hal sama, sehingga semakin banyak merangkul sahabat-sahabat Skizofrenia untuk tetap berkreativitas,” ungkap dr. Rai Putra Wiguna.

Pengurus Rumah Berdaya, Nyoman Sudiasa mengucapkan terima kasih atas kepedulian yang luar biasa dari pemerintah. Sejauh ini ada 25-30 orang yang rutin datang ke Rumah Berdaya bahkan sudah ada yang sudah mengendarai kendaraan motor sendiri. Ucapan terima kasih juga kepada Ibu Selly yang telah memprakarsai Rumah Berdaya Denpasar serta pada Hut kali ini kami menobatkan Ny. IA Selly Mantra sebagai Bundanya Rumah Berdaya. Karya seni lukis kami juga tak terlepas dari dorongan Ny. Selly yang hingga kini kami telah mampu berkreatifitas serta telah mengikuti beberapa pameran di Bali. Apresiasi Bunda Selly juga telah mengoleksi salah satu lukisan saya. “Kami sangat merasa terbantu, karena dukungan yang luar biasa selama ini,” kata Sudiasa. (Pur/humasdps)