Sejumlah pengurus sekolah Harapan Bunda yang berada di kawasan Jimbaran-Uluwatu Badung yang malam tadi, Senin (25/6/2019) dini hari, mendapat persekusi dari orang-orang yang disinyalir sebagai ormas
Duka mendalam menyelimuti sejumlah pengurus sekolah Harapan Bunda yang berada di kawasan Jimbaran-Uluwatu Badung yang malam tadi, Senin (25/6/2019) dini hari, mendapat persekusi dari orang-orang yang disinyalir sebagai ormas terkait persengketaan sebuah lahan, ada sejumlah korban jatuh akibat penyerangan tersebut.
“Kami telah membuat laporan pengaduan terhadap peristiwa tersebut, namun belum ada langkah dari kepolisian untuk mengusutnya,” kata Yanuar Nahak, SH kepada metrobali.com, Selasa (26/6/2019).
Menurutnya, Korban sekitar 4 orang diantaranya: Ibu Jeane, Benyamin, Valentino dan Mario, saat ini mereka masih shock dan kini dalam perawatan medis.
“Kejadian berawal dari Hak Sewa Tanah antara Klien Saya Ibu Jeane selaku penyewa dan I Wayan Bagong selaku Pemilik tanah, menurut perjanjian masa  sewa dari 23 Juli 2012 – 23 Juli 2022, pembayaran akan dilunasi pada 3 Des 2014 meskipun sampai tgl 3 Des 2014 klien kami belum lunas, akan tetapi Pemilik tanah masih tetap bersikeras minta uang sehingga klien kami melanjutkan pembayaran sewa tanah hingga sisanya tinggal 40 juta, diatas tanah tersebut berdiri sekolah Harapan Bunda mulai dari TK-SMK,” terang Yanuar.
Namun dalam perjalanan pihak pemilik tanah memaksa Ibu Jeane untuj menyerahkan sekolah tersebut dengan cara memaksa membawa preman, akan tetapi Ibu Jeane tidak menyerahkan sekolah itu karena di dalam perjanjian sewa tanah waktu berakhir sampai dengan 23 Juli 2022.
“Karena pemilik tanah tidak terima, lalu mengajukan Gugatan ke Pengadilan, yang saat ini masih sidang, Kami menyayangkan tindakan Pemilik tanah yang selalu arogan, merusak barang-barang disekolah, mengambil sejumlah  barang perabot sekolah, mengambil semua data, dokumen sekolah yang merupakan arsip penting,” terangnya.
Menurutnya, Pihaknya sudah melaporkan kejadiannya di Polsek Kuta Selatan bahkan sudah berkali-kali pihaknya minta perlindungan hukum, akan tetapi selalu tidak ada respon dari Polsek Kuta, “Hingga kejadian tadi malam ada penyerangan terhadap pengurus sekolah Harapan Bunda, banyak korban yang berjatuhan dan ada polisi yang menjaga disana dan juga tidak ada respon dari polisi untuk melakukan suatu tindakan untuk mencegahnya, bahkan tadi pagi pun dari pihak korban sudah melakukan pengaduan tapi tetap tidak ada respon dari Polisi tanpa alasan yang jelas.
“Kami mohon pihak yang berwajib untuk memberikan atensi segera melakukan pengusutan, karena tindakan premanisme tidak boleh dibiarkan karena hal tersebut sudah dicanangkan oleh Kapolda Bali,” pungkas Yanuar. (hd)