Denpasar (Metrobali.com)-

Penetapan Besakih, Gunung Agung dan sekitarnya sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) harus disikapi masyarakat dengan bijak sambil menunggu aturan yang jelas.

“Jangan terlalu cepat menghakimi pemerintah karena memberlakukan KSPN Besakih, karena belum jelas zona mana saja yang akan masuk sebagai kawasan wisata nasional,” kata Mangku Subagia , seorang tokoh masyarakat Bali, Kamis (26/9).

Ia mengatakan, jika zone kesakralan Pura Besakih dilanggar, umat Hindu tentu tidak tinggal diam. Untuk itu pemerintah telah memperhitungkan secara cermat agar tidak merugikan umat.

Untuk itu semua pihak perlu bersabar sebelum ada kejelasan tentang penetapan KSPN terhadap kawasan Besakih, ujar Mangku Subagia, yang juga pendiri Yayasan Siwa Murti.

Sementara Agustika, warga Banjar Kidulingkreteg Desa Besakih mengatakan, jika benar kawasan Besakih ditetapkan sebagai KSPN agar tidak merusak tatanan yang ada.

“Apa pun yang dilakukan pemerintah terhadap kawasan Pura Besakih saya tidak masalah selama itu positif, pastinya perkembangan akan selalu ada terlebih di Bali yang berkembang pariwisata yang pesat,” ujar Agustika yang sedang menyelesaikan pendidikan strata dua sastra Bali di salah satu pergurua Hindu di Bali Masyarakat setempat selalu berusaha melestarikan segala potensi yang ada di Pura Besakih baik itu pariwisata dan spiritualnya.

“Pelestarian Besakih dan kawasan sekitarnya memang tanggung jawab masyarakat di sini, namun tanpa didukung oleh segnap pengunjung yang datang ke Besakih itu juga mustahil, pariwisata sendiri pastinya memberikan dampak nyata untuk masyarakat di sini tapi jangan karena pariwisata kami juga menjadi korban bagi kepentingan segelintir orang,” ujarnya. AN-MB