Kuta (Metrobali.com)-
Penyakit zoonosis atau penyakit yang ditularkan dari binatang ke manusia atau sebaliknya berdampak serius bagi masyarakat Indonesia. Apalagi, penyakit ini sangat mudah masuk ke Indonesia baik dari darat, laut maupun udara. Salah satu contoh nyata penyakit ini adalah peredaran flu burung dan rabies.
Pemerintah pun bertekad untuk memerangi penyakit yang berdampak pada segala aspek kehidupan itu. Ketua Harian Komite Nasional Pengendalian Zoonosis (KNPZ), Emil Agustiono mengajak semua kalangan baik pemerintah daerah, swasta maupun masyarakat umum untuk bersatu padu melakukan pencegahan penyakit tersebut.
Hal itu, kata Emil, sejalan dengan Peraturan Presiden No 30/2012 mengenai pengendalian penyakit zoonosis. KNPZ sendiri, imbuh dia, terdiri dari 16 kementerian dan lembaga-lembaga negara bertugas menanggulangi penyakit ii hingga tahun 2017 mendatang.
“Memerangi penyakit ini harus melibatkan semua lapisan masyarakat. Penekanannya pada aspek kesehatan manusia. Itu yang terpenting. Paradigma baru dalam memerangi penyakit ini harus kita ciptakan,” kata Emil di sela Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Zoonosis Kementerian Kordinator Kesejahteraan Rakyat di Kuta, Bali, Selasa 25 September 2012. Hal terpenting yang harus dilakukan, kata dia, adalah melakukan pencegahan penularan. Sebabnya, penyakit ini menular karena interaksi antara manusia dan hewan serta lingkungan sekitar.
Sementara itu, mantan Ketua Harian Komite Nasional untuk Penanggulangan Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi (Komnas FBPI), Bayu Krisnamurthi mengatakan, yang mesti difokuskan saat ini adalah pengendalian dari penularan dan penyebaran penyakit ini, bukan lagi pada ancaman pandemi. “Kita sudah berhasil melewati pandemi pada taun 2009. Jumlah korban flu burung juga dapat ditekan. Namun, mash banyak penyakit mematikan lainnya yang juga membutuhkan fokus perhatian,” ujar Bayu yang juga Wakil Menteri Perdagangan ini.
Soal kerugian yang ditimbulkan akibat penyakit ini, Bayu melansir sekira Rp4 triliun lebih. Hal itu terhitung sejak wabah flu burung menyerang Indonesia di medio tahun 2005 silam. Untuk itu, ia menyarankan agar pemerintah mulai berani memperhitungkan jumlah kerugian yang ditimbulkan akibat penyakit zoonosis ini, agar dapat melakukan pencegahan secara komprehensif.  BOB-MB