Pelindo III Lakukan Pendalaman Alur Tamoung Kapal Kapasitas 5 Ribu

Denpasar (Metrobali.com)-

Usai memberikan presentasi di hadapan mahasiswa Universitas Udayana dalam agenda CEO BUMN Hadir di Kampus,  CEO Pelindo III, IGN Askhara Danadiputra menjelaskan soal pengembangan pelabuhan Benoa yang saat ini dalam proses. Menurutnya investasi yang disiapkan pihaknya sekitar Rp 1,7 triliun untuk yang midel atau jangka pendek.
“Artinya proyek yang ada dalam kurun waktu dua tahun pengerjaan seperti pendalaman alur kapal pesiar sekitar Rp 1 triliun, dan fisiknya seperti terminal, gate serta lainnya sekitar Rp 700 miliar,” ujar Ashkara di Universitas Udayana, Sabtu (28/10).
Sedangkan untuk proyek jangka panjangnya menurutnya  dianggarkan dana sekitar Rp 5 triliun. Dan nantinya dalam pengembangan pelabuhan Benoa ada yang namanya Marina, terminal, pusat budaya. “Investasi Rp 5 triliun ini bentuk proyek jangka panjang yang dianggarkan untuk proyek 5 hingga 7 tahun,” ujarnya.
Menurutnya pengerjaan proyek proyek ini bukan hanya dikerjakan oleh Pelindo III saja, tapi juga bisa mengundang investor lain. Pembangunan Marina, pusat budaya, pasti kita butuh investor dari luar. Target penyelesaian yaitu Oktober 2018 pada saat pembukaan IMF – World Bank dan sudah pasti pihaknya akan mendatangkan kapal pesiar yang berkapasitas besar sekitar 5 ribu penumpang.
“Mudah mudahan nanti kapasitas terminalnya sudah bisa menerima wisatawan yang 5 ribu tadi,” ucapnya.
Lantas ia juga menegaskan komponen yang paling penting untuk kapasitas tersebut yaitu alurnya mesti memadai, minimal dalam alur sekitar 15 meter.
“Sedangkan untuk sekarang kan belum memadai kedalaman alur hanya 8 meter, dan hari Senin kita akan mulai lakukan pengerukan alur tambahan sekitar 6 meter untuk mencapai kedalaman 15 meter agar kapal besar bis merapat,” tukasnya sembari berharap proyek pendalaman alur  selesai dalam waktu enam bulan ke depan.
Askhara yang didampingi CEO ITDC, Abdulbal M. Mansoer juga menjelaskan, Sumpah Pemuda yang jatuh setiap tanggal 28 Oktober merupakan momentum bagi bangsa Indonesia khususnya pemuda sebagai penerus bangsa untuk kembali ke khitahnya mengisi kemerdekaan. BUMN yang notabene sebagai agen pembangunan yang juga usaha milik  negara mendorong kaum untuk berkiprah di bidangnya.
Ada tiga poin yang menjadi perhatian dalam agenda BUMN Membangun Ekonomi Berkeadilan  antaranya, BUMN merupakan usaha milik negara yang juga milik masyarakat, pemuda sebagai generasi penerus diharapkan turut menjaga BUMN, dan BUMN harus bisa memberikan manfaat.
“Seluruh Dirut wajib memberikan presentasi  di 28 universitas yang ada di Indonesia sejalan dengan momentum Sumpah Pemuda, dan BUMN sebagai penggerak agen pembangunan di Indonesia ingin mulai membangun dari pemudanya,” tutupnya. ARI-MB