???????????????????????????????

Jembrana (Metrobali.com)-

Pelayanan di Rumah Sakit Umum (RSU) Negara kembali mendapat sorotan. Kali ini datang dari Pimpinan dan sejumlah anggota DPRD Jembrana saat rapat kerja (raker) dengan pihak RSU Negara, Selasa (4/11).

Ketua DPRD Jembrana Ketut Sugiasa menilai lingkungan RSU Negara bak pasar lantaran gaduh karena sejumlah pedagang asongan bebas keluar masuk area RSU Negara hingga ke sal. “Orang sakit itu butuh ketenangan untuk istirahat, bukan ramai seperti pasar” ujar Sugiasa.

Pihak Rumah Sakit juga dinilai lebih mengutamakan administrasi ketimbang pelayanan terhadap pasien. Sehingga sering mendapat komplain. “Seharusnya yang diutamakan itu pasien, karena penyangkut nyawa seseorang, bukan malah direpotkan oleh administrasinya” tandasnya.

Hal senada juga dikatakan Ketua Komisi C DPRD Jembrana, Ida Bagus Susrama. Menurutnya pihak RSU Negara harus segera melakukan pembenahan. “SOP (Standar Operasinal Prosedur) yang paling utama yang harus dibenahi. Kondisi pasien harus menjadi hal yang utama. Jangan melihat pasiennya dari status. Orang miskin atau kaya harus mendapat pelayanan dan penanganan yang sama” ujarnya.

Anggota Komisi C Jembrana I Putu Kamawijaya menekankan agar petugas di RSU Negara murah senyum. “Saya minta petugas disana (RSU) itu memiliki rasa empati dan murah senyum. Jangan jutek apalagi cemberut. Karena yang dihadapi itu orang yang sedang sakit” ujarnya.

Sementara itu, nada keras datang dari Ferlinand Taufieq, Wakil Ketua Komisi C DPRD Jembrana. Ia mengatakan dari kepedulian sosial, pelayanan di RSU Negara kalah jauh dibandingkan dengan dukun. “Dukun itu sudah pasti menangani pasien terlebih dahulu, ketimbang menanyakan biaya (administrasi). Apa tidak bisa seperti itu” tandasnya.

Kondisi tersebut diakui Direktur RSU Negara Made Dwipayana. Ia berjanji akan memperbaiki kualitas para petugas, termasuk dokter dan perawat. Menurutnya semua hal tersebut tidak lepas dari adanya kekurangan tenaga paramedis dengan dokter, dimana RSU Negara hanya memiliki satu dokter jaga. Padahal standarnya dengan 124 tempat tidur diperlukan minimal tiga dokter jaga. “Yang belum bisa memberikan senyum, nanti kami akan beri pelatihan dan wajib mengikuti diklat” ungkap Dwipayana.

Namun demikian, dari sisi standar pendidikan, menurutnya paramedic di RSU Negara sudah memenuhi standar kualifikasi pendidikan, baik dokternya maupun perawat. MT-MB