Denpasar (Metrobali.com)-

Ratusan siswa sekolah dasar Negeri 1 Sesetan, Denpasar, menerima pemulihan psikologis pascakericuhan eksekusi lahan yang berada dekat dengan sekolah tersebut.

“Kami ikut terpukul mengetahui anak-anak SD Negeri 1 Sesetan trauma dan mengeluhkan perih mata akibat semprotan gas air mata saat berlangsung eksekusi lahan. Kami terpanggil untuk ikut memulihkan kondisi traumatis mereka,” kata pemilik lahan swalayan, Anik Yuniawati Handris Prasetya di Denpasar, Kamis (22/8).

Pemulihan trauma itu dilakukan dengan melibatkan psikolog untuk meringankan trauma anak-anak sekolah tersebut. Selain itu, pihaknya juga melibatkan sejumlah karyawan swalayan yang menjadi salah satu lahan yang dieksekusi untuk turun menyemangati anak-anak tersebut.

Ratusan anak-anak sekolah tersebut kemudian dikumpulkan di halaman sekolah dan sejumlah anak-anak lainnya diajak bernyanyi lagu-lagu kebangsaan dan lagu nasional serta tepuk sorak sorai pramuka.

Sementara itu pihak sekolah hanya mendampingi proses pemulihan pskilogis anak-anak agar tidak merasakan trauma berkepanjangan.

“Karyawan kami yang kebanyakan wanita tidak sampai hati mengetahui kondisi anak-anak di sekolah akibat dampak eksekusi,” ujar Anik.

Keceriaan anak-anak sekolah itu bertambah ketika mereka dibagikan bingkisan berupa buku tulis dan makanan ringan.

Nyoman Budiarta (33), orang tua murid menyambut baik adanya upaya pemulihan psikologis pascakericuhan eksekusi lahan.

“Saya sebagai orang tua merasa tidak enak karena anak saya ketakutan dan menangis apalagi sempat terkena gas air mata. Saya harapkan upaya pemulihan itu bisa membantu dan kejadian itu tak terulang lagi,” ucapnya.

Kepala SDN 1 Sesetan, Nyoman Denun Niarti mengaku bahwa pihak mengapresiasi upaya pemulihan psikologis kepada anak didiknya.

“Waktu itu anak-anak panik karena terkena gas air mata. Kami rasa upaya ini bagus bagi anak-anak. Ke depan mudah-mudahn tidak terjadi,” ucapnya.

Sebelumnya pada Selasa (20/8) kericuhan terjadi saat petugas Juru Sita PN Denpasar akan mengeksekusi lahan seluas 7,15 are, termasuk sebagian lahan tersebut berupa swalayan “Karya Sari” di Jalan Saelus, Sesetan, Denpasar Selatan.

Kericuhan itu terjadi ketika sejumlah massa menghadang proses eksekusi dengan melempari petugas polisi menggunakan batu.

Polisi akhirnya membubarkan aksi massa tersebut dengan menembakkan gas air mata.

Meski berhasil memukul mundur massa, namun dampak gas air mata tersebut juga mengenai anak-anak sekolah dan masyarakat sekitar.

Seluruh anak-anak SDN 1 Sesetan kemudian dipulangkan pascakejadian tersebut. SUT-MB