Foto: Pengurus KONI Bali Bidang Hubungan Luar Negeri dan Sport Tourism I Dewa Putu Susila terus mendorong pengembangan sport tourism di Pulau Dewata.

Denpasar (Metrobali.com)-

Pengurus KONI Bali Bidang Hubungan Luar Negeri dan Sport Tourism I Dewa Putu Susila menegaskan Bali harus punya daya tarik pariwisata baru untuk menjaga positioning sebagai destinasi pariwisata kelas dunia.

Pulau Dewata harus membuat “masterpiece” atau mahakarya baru untuk menjaga pariwisata Bali tetap kompetitif baik secara domestik, regional maupun global.

“Pariwisata Bali harus punya masterpiece baru. Dan sport tourism (pariwisata olahraga) adalah jawabannya,” kata Dewa Susila ditemui di Istana Taman Jepun Denpasar, Selasa (16/7/2019).

Menurutnya event sport tourism yang digelar di Bali utamanya yang berskala internasional tentu akan kembali menggairahkan pariwisata Bali pada level atau puncak tertingginya.

Pariwisata Pulau Dewata akan punya diversifikasi dan keunggulan kompetitif yang kuat jika sport tourism dikembangkan secara optimal oleh pemerintah daerah, pemerintah pusat, bersama seluruh stakeholder pelaku pariwisata dan olahraga.

Sayangnya, kata Dewa Susila yang juga Sekretaris Umum (Sekum) Pergatsi (Persatuan Gateball Seluruh Indonesia) Provinsi Bali ini potensi sport tourism mungkin masih dianggap sebelah mata.

Atau bisa saja pemerintah dan pelaku pariwisata belum sadar bahwa sport tourism ini adalah “The Sleeping Giant” atau raksasa tidur pariwisata Bali.

“Ini yang terus saya gaungkan dan perjuangkan. Sport tourism harus bangkit, The Sleeping Giant ini tidak boleh terus tidur lelap,” tegas Dewa Susila yang dikenal getol menyuarakan pengembangan sport tourism bahkan masukannya terkait sport tourism secara khusus diakomodir dalam Perda Keolahragaan Provinsi Bali.

Susun Blue Print Sport Tourism

Dewa Susila pun berharap pemerintah daerah segera melakukan aksi nyata untuk mengembangkan potensi sport tourism di Bali. Langkah awalnya tentu dengan merancang master plan atau blue print pengembangan sport tourism ini.

Dengan itu sport touris diharapakan tidak berkembang secara sporadis, asal-asalan tanpa arah atau bahkan bisa mematikan potensi itu sendiri.

“Saya tidak bosan gaungkan bahwa Bali urgent butuh blue print atau master plan sport tourism. Harus ada pondasi yang kuat untuk menata kembali daya tarik wisata untuk menjaga kejayaan destinasi pariwisata Bali,” tegas Dewa Susila yang juga Ketua Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) Cabang Bali.

Sebagai bagian dari penyusunan blue print atau road map ini, kata Dewa Susila, harus dipetakan potensi-potensi sport tourism di Bali baik menyangkut yang sudah berjalan atau yang akan menjadi trend di masa depan.

Analisis stratejik juga harus dilakukan dari aspek industri sport tourism baik menyangkut portofolio segmen pasar, portofolio produk event olahraga dan destinasi wisata.

“Begitu juga aspek pelaku bisnis dan stakeholder terkait, nilai pasar industri sport tourism dan kontribusinya bagi pendapatan daerah atau negara, dan sebagainya,” ujar pria yang juga kader Partai NasDem ini.

“Jangan kita hanya puas dengan apa yang dimiliki Bali sekarang. Sebab kalau terlena pariwisata Bali bisa disikat oleh 10 Bali Baru ataupun destinasi di luar negeri yang terus berbenah dan meningkatkan kualitasnya,” kata Dewa Susila mengingatkan.

Jangan sampai kejayaan pariwisata Bali hanya tinggal cerita dan kenangan yang hanya bisa didengar oleh anak cucu kita tapi tidak bisa dirasakan bagaimana multiplier effectnya untuk meningkatkan kesejahteraan.

“Maka tugas kita bersama menjaga dan mengembangkan tambang dolar bernama pariwisata Bali ini,” tandas Dewa Susila yang sukses mendorong adanya kerja sama luar negeri antara KONI Bali dan Dewan Olahraga Provinsi Jeju, Korea Selatan dalam meningkatkan prestasi altet Bali. (wid)