Klungkung ( Metrobali.com )-

Aneh tapi nyata seorang warga Banjar Sedayu Tojan, Desa Takmung, Banjarangkan, Klungkung sudah 4 ( empat ) hari menghilang misterius.  Korban adalah Ketut Kareni 29 bersuamikan Made Suana 37. Menurut pengakuan sang suami  istrinya pergi secara misterius sekitar empat hari lalu. Korban saat itu ijin untuk mencari air dan mandi di permandian umum di sebelah utara rumahnya.

Korban pergi pukul 21.00 wita malam dengan membawa ember warna putih untuk mengambil air. Namun setelah satu jam ditunggu korban tidak datang juga. Sang suami langsung menyusulnya dan ternyata korban tidak ada di permandian umum. Ember putih yang dipergunakan untuk mengambil air ternyata dititipkan di warung Made Semogan didekat permandian umum. Saat pergi korban mempergunakan celana Jean dan baju kaos oblong warna coklat.

Ditemui dikediamannya sang suami mengatakan korban jarang sekali ke luar rumah sendiri bahkan nyaris tidak pernah. Bahkan kalau mandi ke pemandian umun selalu bersama dirinya. Jika kerja korban bersama dirinya mencari batu sikat di pantai Klotok. Selama ini dirinya dengan istrinya tidak pernah ribut atau bertengkar. “Hari itu paginya dia sempat membantu tukang memperbaiki dapur, kemudain sore harinya ke pantai Klotok untuk mengayak pasir mencari batu sikat,” ujar Suana.

Sepulang mencari batu sikat sekitar pukul 20.30 wita, tiba di rumah dia ijin untuk mandi dan mengambil air namun tidak kembali sampai sekarang. Korban sudah sempat mencari hingga ke Gianyar karena saat muda korban sempat bekerja disana namun tidak ada.

Hilangnya korban dari pihak keluarga dua hari lalu sudah menayakan ke orang pintar di Desa An dan Gunaksa. Dari hasil penerawangan kedua orang pintar tersebut kalau korban dikatakan dilarikan Jin atau wong samar.

Sementara Jumat ( 19/4 ) siang keluarga korban juga sempat menanyakan ke pada Ide Padanda di Geria Kediri, Kamasan, Klungkung. Dari petunjuk ide pedanda kalau
korban sedang bingung dan mau mencari kerja namun masih dalam perjalanan. Dengan dibantu warga korban sempat melakukan upacara atau ritual Pemapag dengan
mempergunakan Gong di Pura Lebak Sari, Tojan. Namun upaya tersebut juga tidak membuahkan hasil.

Rencananya keluarga korban hari ini akan melapor ke Kadus setempat kemudian ke Polsek Dawan. “Saya belum melapor karena ingin berusaha untuk mencari sendiri dulu,” ujar Suana yang didampingi orang tuanya Made Karung 75 di rumahnya.

Sementara korban memiliki empat anak yang masih kecil. Yang terbesar baru kelas VI SD dan paling kacil umur tiga tahun. Mereka adalah  Ni Wayan Ekawati, Kadek Puspadewi, Komang Ayu Witari dan paling bungsu Katut Ganti Wirawan. Bahkan selama ini anak paling kecil kerap menangis menanyakan ibunya. Korban tidak membawa barang apapun ketika menghilang. SUS-MB