Agus Dwiyanto

Jakarta (Metrobali.com)-

Pakar Manajemen dan Kebijakan Publik Fisipol Universitas Gadjah Mada Agus Dwiyanto mengungkapkan reformasi birokrasi yang telah berjalan 15 tahun harus dikembalikan pada jalur yang benar sesuai tujuan awalnya.

“Pelaksanaan reformasi birokrasi yang sudah berjalan 15 tahun ke belakang, kita harus lihat kembali (review). Ini saya kritisi harus dikembalikan pada jalannya yang benar,” kata Agus dalam acara launching dan bedah buku yang berjudul ‘Reformasi Birokrasi Kontekstual’ di Gedung Lembaga Administrasi Negara (LAN) Jalan Veteran, Jakarta, Kamis (7/5).

Hal tersebut diungkapkan oleh Agus yang juga merupakan Kepala LAN itu, karena dirinya melihat hingga saat ini birokrasi kita cenderung dalam mereformasi hanya merubah dokumen saja yang menghabiskan waktu.

“Kecenderungan kita begitu, sehingga waktu kita habis dan reformasinya belum banyak atau bahkan bisa dikatakan tidak ada,” ujarnya.

Kendati demikian, kata Agus, memang reformasi birokrasi tidak mudah untuk dilaksanakan. Dia menyebutkan di dunia setiap negara yang melaksanakan reformasi itu, 70 persen diantaranya gagal dan sisanya berhasil dengan baik.

“Dari yang saya lihat, negara yang berhasil menerapkan reformasi birokrasi tersebut karena membuat sedikit saja badan-badan di dalam menjalankan kebijakan,” kata Agus.

Dia mencontohkan Vietnam yang berhasil memajukan sektor pertaniannya dalam waktu yang relatif singkat sehingga bisa menjadi negara pengekspor hasil pertanian yang diperhitungkan di dunia.

“Ketika saya tanya, mereka bilang dulu yang mengurusi pertanian ada lima lalu setelah direformasi jadi hanya satu sehingga tidak tumpang tindih dan perdebatan panjang jika menerapkan kebijakan serta lebih murah dalam ongkosnya. Beda dengan Indonesia yang bisa sampai puluhan dinas, badan atau lembaga yang membidangi itu,” ujarnya.AN-MB