Ilustrasi Sajian Nasi Padang di Daerah Nusa Dua

Nusa Dua (Metrobali.com)-

Omzet penjual nasi padang di pinggir jalan Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali menurun kisaran 60 persen karena konsumen malas makan di trotoar yang sedang proses perbaikan.

“Para konsumen kebanyakan malas mampir untuk makan karena trotoar sedang direnovasi sehingga terlihat agak kotor dan berdebu mengurangi selera makan,” kata Siti salah seorang pedagang nasi padang di tempat itu, Selasa (21/7).

Ia menjelaskan, keadaan tersebut terjadi sejak beberapa bulan yang lalu, sejak Pemkab Badung membuat program perbaikan trotoar di sepanjang jalan di Nusa Dua dan Jimbaran.

Akibatnya, jika dulu sebelum perbaikan trotoar, Siti mendapatkan omzet hingga Rp1 juta hingga Rp1,5 Juta dalam sehari, kini hanya hanya beromzet sekitar Rp400 ribu sampai Rp900 ribu saja.

“Kadang kalau lagi sepi, omzet saya bisa turun sampai 70 persen atau hanya mendapatkan untung bersih Rp300 sampai Rp500 ribu saja,” imbuhnya.

Untuk mengantisipasi penurunan jumlah omzet, Siti mengatakan, ia kini mengurasi jumlah dan porsi dari menu masakan yang dimasak setiap hari.

“Dulu bisa memasak berbagai jenis masakan padang sampai 15 jenis, tetapi sekarang paling banyak hanya 7 sampai 8 jenis saja, porsinya juga dikurangi,” ujarnya.

Hal tersebut menurutnya terpaksa dilakukan untuk menghindari makanan basi akibat jarangnya pembeli yang mendatangi rumah makan miliknya.

Siti menambahkan, keadaan saat ini diperparah mahalnya harga kebutuhan pokok di pasaran disebabkan karena musim Lebaran dan hari raya Galungan.

“Masakan padang paling banyak menggunakan daging ayam dan daging sapi. Saya makin bingung karena daging ayam sekarang mencapai Rp30 ribu perkilogram, sementara daging sapi mencapai Rp90 ribu perkilogram,” keluhnya. AN-MB