20141016kanker_usus

Jakarta,  (Metrobali.com) –

Organisasi Aksi Solidaritas Era (Oase) Kabinet Kerja mengatakan masyarakat perlu menjadikan pencegahan dan deteksi dini kanker menjadi suatu gaya hidup melalui pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA).

“Kita harus mendorong tes IVA jadi gaya hidup,” kata Sekretaris Oase Kabinet Kerja Daisy Indira Andi Widjajanto dalam pertemuan Sosialiasi dan Startegi Komunikasi Program Nasional Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan Indonesia di Kantor Organisasi Aksi Solidaritas Era (Oase) Kabinet Kerja, Jakarta, Senin (30/3).

Ia mengatakan bahwa masyarakat harus memandang tes IVA sebagai prioritas bagi perempuan Indonesia sehingga melalui deteksi dini dapat dilakukan penanganan tepat dan cepat.

Selama ini, kata dia, masyarakat masih belum melakukan deteksi dini karena kepedulian pada pentingnya deteksi dini masih rendah “Yang harus ditonjolkan adalah poka hidup bersih dan sehat, bagaimana menjaga kesehatan kita dan mencegah penyakit,” tuturnya.

Menurut dia, masyarakst harus diarahkan pada upaya bagaimana kesehatan itu menjadi gaya hidup.

“Masyarakat peduli dari kesehatan diri sendiri dan orang lain,” ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, masyarakat juga perlu didorong untuk melakukan pemeriksaan payudara sesuai dengan panduan standar teknis pemeriksaan payudara klinis (Sadanis).

Ia mengatakan bahwa masyarakat dapat menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang ada di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, secara nasional Indonesia memiliki 2.073 puskesmas yang dapat melakukan tes IVA, 2.675 bidan terlatih, 1.453 dokter terlatih, dan 428 krioterapi yang tersebar 34 provinsi dan 298 kabupaten.

Misalnya, Provinsi Aceh dengan sembilan kabupaten memiliki puskesmas yang melaksanakan tes IVA sebanyak 18 dan bidan terlatih sebanyak 10.

Kemudian, Provinsi Sumatra Utara dengan 14 kabupaten memiliki 180 puskesmas IVA, 502 bidan terlatih, 177 dokter terlatih, dan 19 krioterapi.

Provinsi Maluku Utara dengan delapan kabupaten memiliki 24 puskesmas IVA, 18 bidan terlatih, 12 dokter terlatih, dan tiga krioterapi.

Ia berharap masyarakat, khususnya perempuan, dapat berperan serta dalam memeriksa diri sedini mungkin terkait dengan potensi terkena kanker rahim dan payudara. AN-MB