ilustrasi tawuran

Jakarta (Metrobali.com)-

Sebanyak 155 gabungan pelajar dan alumni SMK Rahayu Mulyo awalnya hendak ziarah ke Ciledug, namun justru tawuran di depan SMK Penerbangan 29 Kebayoran, Jakarta Selatan pada Senin lalu.

Mereka awalnya mau ziarah lalu ketika sampai depan SMK Penerbangan terjadi cekcok dan salah paham. Ini tentunya sudah direncanakan. Indikasi ke arah itu dapat dilihat di antara mereka ada membawa senjata tajam, kata Kepala Satuan Pembina Masyarakat Polres Jakarta Selatan Dri Hastuti, Selasa (9/9).

Pelajar yang terdiri atas kelas 1, 2, dan 3 SMK serta 13 alumni yang lulus dan tidak lulus itu membawa bendera kuning saat mereka arak-arakan dengan bus Patas 213 mengarah ke Kebayoran Baru.

Ratusan pelajar dan alumni tersebut hendak ziarah untuk mendoakan alumni mereka yang telah meninggal tiga tahun yang lalu. Beberapa siswa tersebut bahkan tidak mengenal alumni yang hendak mereka doakan.

“Saya tidak tahu dan tidak kenal Taufan (alumni SMK Rahayu Mulyo yang meninggal). Kami semua hanya ingin tabur bunga tiba-tiba anak SMA Penerbangan keluar dan kita ribut. Warga di situ justru malah membantu anak penerbangan,” kata SDC salah satu siswa yang terlibat tawuran.

Saat ini pelajar dan alumni yang terlibat telah dipulangkan kepada orangtua mereka masing-masing di Polres Jakarta Selatan sore tadi. Sebelumnya, mereka dibawa ke Polsek Kebayoran Baru kemudian ditahan semalam di Polres Jakarta Selatan.

Korban akibat tawuran ini mengalami luka ringan di paha akibat sabetan senjata tajam dan sudah dipulangkan dari RS Pertamina.

Dri mengungkapkan sebanyak lima kali tawuran pelajar terjadi di Jakarta Selatan sepanjang tahun 2014, namun tawuran di Kebayoran Baru ini yang terbesar karena melibatkan ratusan pelajar dan alumni. AN-MB