Klungkung ( Metrobali.com )
Nenek Ni Wayan Siria 95 selain buta dan lumpuh hidupnyapun sangat memprihatinkan. Kamar satu satunya yang ditempat untuk istirahat berukuran 2 X 2 meter berlantaikan tanah. Nenek hanya bisa duduk ditempat dan untuk buang air besar dan air kecil dilakukan dikamar tersebut. Satu satunya anak semata wayang dengan setia menemaninya, dia adalah Suri. Seperti yang sudah di beritakan Metrobali.com mengenai kehidupan Nenek Buta dan Lumpuh beberapa hari lalu.
Hal tersebut pada Rabu ( 13/2 ) mendapat simpati dari berbagai pihak.

Tidak tanggung tanggung simpati datang dari istri orang nomor satu di Bali, Nyonya Ayu Pastika. Medan yang berat tidak mengurungkan niat wanita berbadan tambun ini untuk mendatangi rumah warga Pasekan, Dawan yang tinggal di Lingkungan Glogor, Desa Pikat, Dawan tersebut. Nyonya Pastika sendiri nampak didampingi sejumlah pejabat provinsi Bali dan Ketua Dharma Wanita Bali, Nyonya Arni Jendra. Nyonya Pastika sendiri datang selaku Ketua BK3S Bali. Selaian itu hadir juga Kabid Daya Sosial, Dinas Sosial Bali Nyoman Wenten.

Rombongan tiba sekitar pukul 13.00 wita di gubuk beratapkan seng berdinding bedeg dan berlantai tanah. Untuk mencapai rumah Siria, istri istri pejabat ini harus bersusah payah, menuruni tebing yang cukup curam di Tukad Lebu. Kemudian naik dengan tanjakan yang cukup terjal. Akibatnya sebagian besar rombongan harus ngos ngosan tiba di rumah si nenek.

Sementara dirumah sang nenek sudah menunggu Kadus Pasekan, Wayan Sumiarta dan anak sang nenek Nengah Suri.
Nyonya Pastika begitu tiba ditempat langsung masuk ke gubuk menemui Siria dan berbincang dengan nenek yang kondisinya juga lumpuh. Bahkan si nenek tersebut mengalami kelumpuhan sejak lama. Cukup lama berbincang dengan ditemani anaknya Suri.

Saat itu Nyonya Pastika sempat mengutarakan niatnya untuk mengajak sang nenek dan menempatkan dipanti sosial milik Dinas Sosial Bali. Namun karena kondisinya yang sudah tua anak korban tidak mengijinkan. Suri sang anak mengaku akan merawat sendiri ibunya tersebut dalam gubuknya itu.

“Ya kita sempat minta untuk merawatnya sang nenek dengan menitipkan dipanti social namun ditolak pihak keluarga,” ujarnya. Diakuinya kegiatan social seperti ini memang menjadi peran BK3S Bali.

Tidak itu saja Nyonya Pastika juga sempat mengatakan kalau dari segi kondisi rumahnya sang nenek layak mendapat bantuan dan program bedah rumah. Untuk itu agar Kadus dan Perbekel setempat yang mengajukan usulan. Selain itu juga bisa mendapat tunjangan Manula Rp 200 ribu per bulanya.

Dalam kesempatan itu BK3S Bali, Dharma Wanita Bali dan Dinas Sosial Bali menyerahkan sumbangan berupa sembako dan uang. Diantaranya berupa beras 25 kg, satu dus mie Instan dan beberapa botol minyak goreng. Selaian itu Nyonya Pastika juga memberikan sumbangan uang sebesar Rp 2 juta untuk dipergunakan berobat. SUS-MB