Edisi asli buku Adolf Hitler dipajang di Yayasan Martin Bodmer Foundation dalam ekshibisi “Perang dan Damai” di Cologny, dekat Jenewa, 11 Oktober 2019. (Foto: AFP)

Lelang barang-barang peninggalan Nazi, termasuk topi Adolf Hitler, di Munich, Jerman, berhasil meraup ratusan ribu euro, Rabu (20/11). Lelang itu digelar di tengah protes warga Jerman dan internasional.

Dilaporkan kantor berita AFP, topi pemimpin Nazi itu terjual seharga 50 ribu euro atau sekitar Rp 781,7 juta, menurut balai lelang Hermann Historica dalam situs webnya. Sedangkan busana-busana milik pasangannya, Eva Braun, masing-masing terjual seharga beberapa ribu euro.

Seorang pembeli membayar 130 ribu euro atau sekitar Rp 2,03 miliar untuk salinan manifesto politik antisemitisme Hitler, berjudul Mein Kampf. Salinan yang dilapis perak, dihiasi gambar elang dan lambang partai swastika, sempat dimiliki oleh pejabat senior Nazi, Hermann Goering.

Barang-barang lain yang dilelang termasuk baju-baju dan barang-barang pribadi milik para petinggi Nazi saat Perang Dunia II, seperti Heinrich Himmler dan Rudolf Hess.

“Kejahatan Nazi sedang diremehkan,” kata Felix Klein, komisioner antisemitisme pemerintah Jerman, kepada harian Funke.

“Mereka bertingkah seperti mereka memperjualbelikan obyek-obyek seni bersejarah,” tapi “ada bahaya bahwa barang-barang peninggalan Nazi akan menjadi obyek pemujaan” bagi kelompok ekstrem kanan, katanya.

Menjelang pelelangan, Asosiasi Yahudi Eropa Rabbi Menachem Margolin mengenang “adalah Jerman yang memimpin

Kebanyakan dari barang-barang yang dilelang adalah milik para petinggi Nazi yang disita oleh tentara-tentara AS dalam hari-hari terakhir Perang Dunia II.

Gaun-gaun milik Braun, pasangan Hitler yang sempat menjadi istrinya sebelum kematian pasangan itu, ditemukan di antara 40 peti yang disita militer AS pada Mei 1945 di Salzburg, Austria.

Beberapa barang-barang yang tidak biasa antara lain, salinan kontrak sewa Hitler di Munich dan sepasang kacamata yang digunakan oleh seorang terdakwa dalam persidangan kejahatan perang Nazi di Nuremberg. Dia menggunakan kacamata itu untuk menghindari cahaya lampu kamera. [ft] (VOA)