Denpasar (Metrobali.com)-

Berita provokatif dan menyerang  Gubernur Bali Made Mangku Pastika di  Harian Bali Post  menjadi pembicaraan serius pada acara Simakrama, Sabtu (28/9) di Wantilan DPRD Bali.  Menanggapi pertanyaan Lanang Sudira  yang prihatin terhadap pemberitaan Bali Post yang provokatif dan memecah belah masyarakat Bali ini, Mangku Pastika meminta masyarakat jangan mudah diadu domba.

Pastika mengatakan, upaya menggoyang dirinya sejak lama sudah terjadi. Itu dilakukan sejak lama. ‘’Bali Post ingin saya mati. Mungkin setelah saya mati, Bali Post baru berhenti memojokkan saya. Saya bersyukur, apa yang saya perjuangkan adalah menyuarakan kebenaran,’’ kata Made Mangku Pastika yang mendapat aplaus dari peserta.

Dirinya, sudah berkomitmen membela masyarakat dan membangun Bali.  ‘’Saya menerima kegiatan Miss World di Bali, itu bukti saya cinta kepada Bali. Walau di Jakarta poto saya di obrak-abrik oleh FPI.  Itu tidak masalah, saya tetap nindihin Bali,’’ katanya.

Ia mengatakan, masak pihaknya dibilang menjual tanah dan merusak tatanan adat dan budaya masyarakat Bali. ”Apa buktinya. Dari sejak lama saya berkomitmen ,bahwa saya menjadi Gubernur Bali  adalah  untuk menyelamatkan Bali.  Bali yang sudah terkenal di dunia internasional, juga semakin dikenal. Karena itu, berbagai kegiatan Internasional digelar di Bali seperti APEC, Bali Democrasy Forum, dan Miss World,” katanya.

Menanggapi agar pihaknya menggugat Bali Post atas pemberitaan yang bersifat provokatif dan memfitnah belakangan ini, Pastika menegaskan, upaya hukum percuma.  Nanti kalau dilakukan upaya hukum akan menjadi ramai.  Lebih baik saya bekerja dengan baik demi tercapainya masyarakat Bali yang aman dan sejahtera.

Oleh karena itu, ia minta kepada masyarakat , agar cerdas membaca dan mencari berita yang benar. ‘’Jangan karena berita, krama Bali menjadi terpecah belah dan bikin bingung. Marilah kita membangun Bali bersama sama. Apabila saya membangun Bali tidak benar biarkan hukum karma yang akan mengadili,’’ katanya seraya bersyukur saya menyuarakan kebenara dan Ida Sanghyang Widi Wasa Tuhan yang Mahe Esa memberi umur panjang.

Pastika mencontohkan soal Besakih-Gunung Agung sebagai  Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN).  Tujuan KSPN  adalah untuk menata kawasan itu agar lebih baik. Misalnya,  menyiapkan toilet, menjaga kebersihan dan penyediaan air yang memadai.

Lihat saja dalam kegiatan piodalan, maka sampah sering berserakan.. Belum lagi persoalan air dan penyediaan toilet. Ini pekerjaan rumah yang mesti diatasi. Penataan ini penting  agar  wisatawan jika masuk ke dalam pura Besakih diatur, mana yang boleh dan mana tidak. Selain itu,  Jika ada pengaturan dan penataaan Umat Hindu bisa tertib dan nyaman saat sembahyang.  SUT-MB