Foto: Anggota DPRD Kabupaten Klungkung Dapil Nusa Penida I Made Satria, S.H., menyayangkan adanya perusakan fasilitas toilet dan papan pengumuman awig-awig Pura Sad Khayangan Penida , Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung oleh oknum tidak dikenal.

Klungkung (Metrobali.com)-

Tokoh masyarakat Nusa Penida yang juga Anggota DPRD Kabupaten Klungkung Dapil Nusa Penida I Made Satria, S.H., mengaku prihatin dan menyesalkan adanya perusakan fasilitas Pura Sad Khayangan Penida Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung oleh orang tak dikenal.

“Perusakan Pura Penida ini kami sesalkan. Ini sudah keterlaluan,” tegas Made Satria, saat dihubungi Kamis (26/12/2019).

Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Klungkung ini menyebutkan tindakan oknum yang sudah melakukan pengerusakan tempat suci Pura Sad Khayangan Penida itu sudah keterlaluan.

Ini merupakan tindakan pelecehan dan pencemaran terhadap tempat suci yang kita sakralkan dan sucikan, dimana tempat kita beribadah untuk memohon keselamatan dan kerahayuan jagat Nusa Penida.

“Kalau hal ini dibiarkan akan menjadi contoh buruk bagi kelangsungan hidup dalam menjaga tempat-tempat suci yang kita sakralkan yg seharusnya kita jaga, kita pelihara kesuciannya. Karenanya hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja mesti segera diusut tuntas siapapun pelakunya,” kata Made Satria.

Ia pun berharap aparat kepolisian khususnya di Polsek Nusa Penida bisa serius dan profesional serta cepat tanggap menindaklanjuti kasus perusakan fasilitas pura ini sudah dilaporkan pengempon pura sejak Senin (23/12/2019). Jangan ada kesan pembiaran atau sengaja didiamkan karena alasan-alasan tertentu.

“Aparat kepolisian di Polsek Nusa Penida kami harapkan serius usut tuntas kasus ini dan cepat tanggap. Tolong segera diusut tuntas siapa pelakunya,” kata politisi PDI Perjuangan ini.

Made Satria yang merupakan tokoh masyarakat asal Banjar Sental Kangin, Desa Ped, Nusa Penida ini juga berharap pihak pengempon pura agar tetap tenang, menjaga situasi kondusif dan jangan sampai terprovokasi ulah oknum tidak bertanggung jawab.

Semeton pengempon pura juga dimohon kerjasamanya untuk ikut mencari informasi membantu kepolisian agar pelaku pengerusakan Pura Penida bisa segera terungkap dan pelakunya bisa segera ditangkap mempertanggungjawabkan perbuatannya.

“Semeton pengempon pura jangan terpancing utk melakukan tindakan anarkis atau main hakim sendiri apabila sdh menemukan siapa pelakunya,” kata pria berjiwa sosial tinggi itu yang bersama adiknya, Ketut Leo, sudah lama membantu pembangunan pura dan sumur bor di sejumlah wilayah di Nusa Penida.

Ia pun mengajak pengempon pura maupun pihak investor yang berencana membangun di sekitar areal agar menjaga dan jalankan awig-awig, pararem pura serta menjaga kesucian Pura Penida.

“Mari kita selalu waspada, jaga dan pelihara  kesakralan serta kesucian tempat ibadah kita. Semoga Beliau yang berstana di Pura Penida dan Ida Sesuhunan memberikan tuntunan dan pencerahan serta agar pelaku perusakan fasilitas pura segera ditemukan,” tutup Made Satria.

Seperti diberitakan sebelumnya Pengempon Pura Sad Khayangan Penida Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Senin pagi (23/12/2019) dikejutkan dengan adanya perusakan fasilitas toilet dan papan pengumuman awig-awig pura ini.

Kejadian perusakan ini terjadi hanya beberapa hari berselang setelah ribuan warga Pengempon Pura Sad Khayangan Penida, Sabtu (14/12/2019) turun tumpah ruah menghentikan proyek pengembang vila yang berlokasi di areal pura tertua di Nusa Penida ini.

Ketua Panitia Pura Sad Khayangan Penida Wayan Tiasa menuturkan perusakan fasilitas toilet dan papan pengumuman awig-awig pura ini baru diketahui sekitar pukul 09.00 pagi hari ini, Senin (23/12/2019) oleh Wayan Darsana penjaga toilet pura.

Kerusakan yang terjadi pada bangunan toilet pura berupa genteng pecah, plafon dan keramik juga pecah. Tidak hanya itu, plang awig-awig yang dipasang di bagian timur pura juga dirusak, dirobek-robek.

Kaget dengan hal ini, penjaga toilet pura langsung menelepon Ketua Panitia Pura Sad Khayangan Penida Wayan Tiasa. Di TKP (Tempat Kejadian Perkara) ditemukan ada bekas sebongkah batu yang diduga digunakan untuk melempar genteng toilet.

Keramik yang rusak dan pecah-pecah juga diduga dipukul/dilempar menggunakan batu.  “Batu masih di TKP di atas plafon bangunan toilet,” terang Tiasa.

Atas kejadian ini kemudian langsung siangnya Tiasa dan penjaga toilet pura melaporkan perusakan ini ke Polsek Nusa Penida. “Sementara ini kita serahkan kepada kepolisian untuk menyelidiki adanya perusakan fasilitas Pura Sad Khayangan Penida oleh orang tidak dikenal,” terang Tiasa.

Pihak pengempon pura pun berharap kasus ini diusut tuntas oleh pihak kepolisian.  “Semoga Polsek Nusa Penida cepat selidiki kasus ini agar pelaku segera ditangkap. Kami minta segera diusut tuntas,” harap Tiasa.

Ia menerangkan sebelumnya belum pernah ada kejadian perusakan fasilitas Pura Sad Khayangan Penida. “Motifnya belum kita tahu karena perusakan ini pertama kali,” ujarnya.

Pihaknya pun belum berani berandai-andai terlalu jauh apakah perusakan fasilitas pura ini ada kaitannya sebagi aksi balasan atas aksi ribuan warga Pengempon Pura Sad Khayangan Penida, Sabtu (14/12/2019) turun tumpah ruah menghentikan proyek pengembang vila yang berlokasi di areal pura tertua di Nusa Penida ini.

“Kami tidak tahu apa ada kaitannya dengan protes pengempon terhadap pengembangan proyek di areal pura. Kami serahkan saja kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas,” tegas Tiasa. (dan)