Denpasar (Metrobali.com)-

Ketua Komisi I DPRD Bali, Made Arjaya meluncurkan buku biografi berjudul “Made Arjaya Nyawa Bali” di kediamannya, Senin (9/12). Peluncuran buku itu dihadiri sejumlah kalangan mulai dari pejabat, politisi, hingga pengusaha seperti Cahaya Wirawan Hadi dan Sudiarta Indrajaya. 

Peluncuran buku itu, kata Arjaya, lantaran ia ingin menginspirasi frame dan etika moral serta konsistensi perjuangan dalam berpolitik. “Saya ingin menginspirasi berpolitik secara baik dan benar. Situasi politik itu kan antara teori dan praktik berbeda jauh,” kata Arjaya.

Menurut Arjaya, semua keputusan yang berkaitan dengan nasib masyarakat diputuskan melalui proses politik. Baginya, politik tak seperti yang dipersepsikan selama ini yaitu buruk dan koruptif. Sebaliknya, politik di mata Arjaya merupakan sesuatu yang sangat suci. “Semua keputusan itu diambil dari politik. Politik itu suci untuk kesejahteraan rakyat,” tegas dia.

Ada tiga syarat untuk terjun ke dunia politik, yakni berani, jujur, sederhana. “Semua tentu saja ada konsekuensi. Masyarakat bisa melihat,” sebut dia.

Dalam bukunya, Arjaya mengungkap sejumlah fakta mencengangkan. Yang terpenting adalah operasi senyap untuk menyingkirkannya dari percaturan politik Bali. Dan parahnya, hal itu dilakukan oleh induk partainya, PDIP. “Resikonya kita berhitung. Saya pelaku politik, pelaku sejarah. Saya sampaikan fakta. Jadi apa yang saya lakukan punya fakta yang kuat. Semua hidup ada konsekuensi. Jangan sampai kebutuhan menjadi keinginan,” ingat dia.

Buku setebal 208 halaman yang ditulis oleh jurnalis Yahya Umar dan Made Arnyana itu mengungkap sejumlah fakta penting mulai sejak ia masih kanak-kanak hingga berkiprah di jalur politik. Gambaran heroik ditampilkan manakala PDIP tengah memasuki masa sulit. Kala itu PDIP masih bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Arjaya adalah sosok pemuda yang ikut menyukseskan Kongres PDI di Bali. Usai kongres dan selalu kerja keras, Arjaya jatuh sakit.

Hal yang ia kenang juga adalah ketika Arjaya sukses mengantarkan Anak Agung Ngurah Puspayoga menjadi Wali Kota Denpasar. “Kala itu yang saya pikirkan juga adalah bagaimana suasana Kota Denpasar tetap kondusif,” imbuhnya. 

PDIP, kata Arjaya, akhirnya berhasil mengantarkan AAN Puspayoga dan Ketut Robin menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Denpasar. Ada banyak cerita lain yang tak kalah heroik yang dituangkan dalam buku tersebut. Yang pasti, Arjaya melanjutkan, ia tak menampik buku itu diluncurkan untuk mengantarkannya menjadi anggota DPD RI. “Saya juga akan menerbitkan buku ketiga nantinya,” janji Arjaya. JAK-MB