Joko

Denpasar (Metrobali.com)-

Tersangka Joko Hariyanto (43) yang nekat menghabisi nyawa suami sirih istrinya, Solehan (40) karena motif cemburu dimana Ni Made Yuliana (38) istrinya dikencani oleh korban di kamar hotel Diana, Jalan Pidada VIII, No. 10 Denpasar pada, Kamis (9/7) , ternyata pelaku dan korban sempat berkelahi.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kapolsek Denpasar Barat, AKP Wisnu Wardana pada, minggu (12/7). Hingga saat ini polisi masih melakukan pengembangan, terkait pasal yang akan ditetapkan. Apakah pembunuhan biasa atau pembunuhan berencana. Tapi untuk sementara, kata Wisnu Wardana, pasal yang akan disangkakan yakni pasal 338 dengan ancaman hukuman di atas 12 tahun.

“Dari hasil pengembangan sementara, korban membunuh karena harga dirinya di permainkan olah istri dan temannya sendiri. Walaupun hubungan pertemanan korban tidak begitu akrab, namun pelaku sengat kesal, sakit hati dan kecewa berat, karena di hianati,” ujar Kapolresta, Kombes Anak Agung Made Sudana melalui Kapolsek, AKP Wisnu Wardana didampingi Kanit Reskrim polsek denbar, Meky Wahyudi.

Menurut pelaku, kata Wisnu, pisau yang digunakan pelaku itu selalu dibawa kemana-mana karena sering digunakan untuk membuat layang-layang.

Menurut keterangan bapak dua anak itu, hubungan keluarga pasutri sah ini baru renggang satu minggu terakhir, sebelum terjadi peristiwa berdarah hingga makan korban jiwa ini. Hal ini pun bermula pada dua minggu sebelumnya jika pelaku dikabarkan bahwa istrinya telah menikah sirih dengan korban. Namun karena terlalu cinta dan percaya dengan sang istri, pelaku sempat bertanya sehingga istrinya pun tersinggung. Namun wanita kelahiran Bali ini pun kembali meyakininya dengan rayuan dan kata-kata manis sehingga pelaku pun percaya jika kabar tersebut tidak jelas.

“Menurut Joko, dua minggu sebelum kejadian, ia mendapat kabar bahwa sang istri tercinta telah nikah siri dengan pria idaman lain. Dia pun sempat menanyakan hal itu namun istrinya kembali menyajikannya bahwa gosip tersebut tidak benar. Nah, tiba-tiba, satu minggu sebelum kejadian, wanita ini bertingkah aneh bahkan sama sekali tidak pulang rumah. Dikira pelaku, istrinya tersinggung,” beber mantan Kasat Reskrim Polres Badung ini.

“Selain calo tiket, pelaku juga ojek. Namun dia nggak sangka kalau gosip itu benar bahwa saingannya sebagai sopir di tempat mereka bekerja di Dahlia itu. Istri jual karcis, pelaku calo, dan korban adalah sopir,” tambah AKP Wisnu.

Lanjut, tepat pada saat kejadian, setelah pulang dari ojek (pekerjaan sampingan,red), ke kontrakannya, di kawasan Peguyangan, Gang Merak, Denpasar Barat, pada Kamis (9/7) pukul 10.30, anak bungsu pelaku bernama Rizky Wahyu (9) menangis dan minta ayahnya untuk antar ke ibunda tercinta di terminal Ubung karena sudah satu minggu ibunya enggan pulang. Pelaku mengira istrinya tidur di rumah teman kerjanya yang cewek. Pasalnya istri pelaku pun pandai bergaul.

“Justru dia pun pikir istrinya marah karena kabar tak sedap itu. Ternyata wanita ini ditemukan tengah berkencan,” bebernya.

Saat itu Ni Made Yuliana, tengah menaiki sepeda motornya dan pergi menuju ke belakang terminal bus dan setelah di buntuti melewati beberapa tikungan, ternyata dia masuk ke Gang Pidada VIII, lalu ia masuk ke tempat bernomor 10, yakni hotel Diana. Ketika bapak dan anak ini sampai di parkiran, ternyata ibunya menghilang. Kemudian pelaku sempat menelepon lagi namun tidak di angkat.

Pelaku bertanya ke resepsionis dan ternyata pemilik sepeda motor yang baru saja di parkir itu merupakan penghuni kamar 105. Yang dijelaskan petugas hotel ini bahwa ia bersama tamu pria. Di mana pada siang hari pemilik sepeda motor tersebut dan tamu itu sudah cek in. Bahkan kamar itu atas nama kamar istri pelaku. Mendengar penjelasan ini, ia pergi mengambil anaknya ditinggal parkir, juga membuka bagasi dan ambil pisau yang kerap dibawa itu.

Pria asal Sumenep, Madura ini pun langsung memegang tangan kiri anak, dengan tangan kanannya lalu melangkah menuju ke kamar hotel tersebut yang berada di lantai satu itu. Setelah sampai, ia mendengar suara pria di dalam kamar yang sempat tertawa. Pelaku ini melupakan genggaman tangan anak dan langsung mengetuk pintu kamar menggunakan tangan kanan. Mendengar ketukan pintu, lampu kamar yang awalnya dalam keadaan padam langsung dinyalakan. Saat di nyalakan, dari luar pelaku melihat istrinya sempat mengintip dari dalam dengan cara membuka korden jendela untuk melihat dari dalam ke luar. Setelah mengenali wajah sang istri, saat itulah pelaku ngamuk besar.

“Akal sehat nya pun hilang karena cemburu, kecewa, membakar pikirannya. Terpaksa korban pun masuk ke kamar melalui ventilasi. Dari ventilasi ia melihat pria tersebut merupakan temannya yang dalam keadaan telanjang. Hanya menggunakan CD,” tuturnya.

Disinggung apakah istri pelaku dalam keadaan bugil? Kapolsek langsung menoleh ke pelaku yang saat jumpa pers kemarin berada di sebelah kiri nya itu. Dari balik sebu yang menutup wajah dan hanya terlihat mata saja, Joko menatap Kapolsek dan menggelengkan kepalanya.

“Tidak. Oh tisak, karena saat ia masuk dari ventilasi istrinya keluar dari pintu menggunakan pakaian lengkap,” tuturnya. Dari ventilasi itu, suami siri istri pelaku terlihat hendak melangkah ke dalam kamar mandi. Pelaku pun melompat ke atas tempat tidur dan mengejar. Setelah turun dari lantai mereka berdua sempat berpapasan kuda-kuda untuk berkelahi. Apa mau dikata, pergerakan korban lebih cepat. Karena dada pelaku sempat di pukul. Apa mau dikata, pisau yang dibawa itu pun dicabut dari kandungnya dan langsung menusuk korban di lengan kiri.

“Terkena tusuk, korban sempat masuk ke kamar mandi untuk menutup pintu, saat itulah dada kiri nya di tusuk dan meninggal dunia. Tembus ke jantung masalahnya,” jelasnya.

Setelah, pria asal Sobo, Kota Banyuwangi, Jawa Timur itu tumbang, pelaku pun langsung keluar, mengambil anaknya dan menuju ke parkiran. Setelah itu, pelaku pun sempat kembali ke kamar dan mengambil kunci sepeda motor. Karena tidak terlihat. Ia langsung keluar dan mencari ojek.

“Anaknya di tinggal. Dengan menjanjikan bahwa, temannya akan jemput. Dia naik ojek rumahnya, memberitahu salah satu temannya untuk jemput anak. Dengan ojek yang sama, ia diantar ke Sempidi, membayar ojek Rp 20 ribu. Sampai sempidi dia menumpang dan duduk di depan sampai terminal Bayuwangi membayar Rp 40 ribu,” tukasnya.

“Selanjutnya ia naik travel sampe dan tiba di terminal bus Malang, membayar tiket Rp 80 ribu. Di sini ia potong rambut, membuang sial. Atau arwah korban tidak mengikutinya. Lalu ke, Sumenep, menuju ke rumah orang tuanya menggunakan bus dan tiba disana pada Sabtu subuh pukul 01.00 Wib. Dan ditangkap pada Sabtu Siang pukul 11.00 Wib. Lalu tiba di Bali pukul 03.00 wita,” pungkasnya.

Kata Kapolsek, untuk sementara pelaku dikenakan pasal 338. Dan polisi pun masih dalami lagi. Apakah peristiwa tersebut masuk pasal 340 atau tidak. Dugaan sementara, pelaku murni spontan dalam melakukan aksi. Dan tidak ada orang lain lagi tang terlibat bekerja sama melakukan pembunuhan. Sesuai hasil cctv, sinkron dengan jaket putih hijau.

Pisau di buang di timur hotel. “Motif nya murni cemburu,” terangnya. masih di tempat yang sama, pelaku mengaku menyesal atas pebuatan nya. “Dalam kesempatan ini, saya minta maaf kepada orang tua dan keluarga saya. Terutama istri dan anak-anak saya. Juga teman-temannya. Saya gini karena kecewa, sakit hati. Harga diri saya sebagai lagi di hianati. waktu lalu kita sudah ada kesepakatan cerai namun belum terurus karen dia (stri,red) selalu ulur waktu,” singkatnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada Kamis 9 Juli 2015 pkul 23.30 wita, anggota melakukan pnyelidikan terhadap keberadaan dan nmor HP tersangka setelah abis membunuh. Melalui seorang saudara berinisial WI, anggota anggota berhasil mendapatkan nomor HP nya. Dan dengan upaya pendekatan melalui teman dan keluarga khususnya anak anak bungsu tersangka bernama Rizky Wahyu, 9, ia mengaku akan menyerahkan diri di polsek terdekat, di mana keberadaan tersangka pada saat itu di Surabaya.

Bukannya pada saat itu di menyerahkan diri, malah dia pulang ke rumah orangtuanya di Sumenep, Madura. Pada Sabtu (11/7) 11.00 wib, anggota yang dikerahkan berjumlah 6 orang ini, berhasil mengamankannya di kampung halaman yang terletak di, Batuan Perum Batuan Kencana, Sumenep, Madura.SIA-MB