SBY dan Veteran di Margarana

Tabanan (Metrobali.com)-

Semangat puputan yang dimiliki pejuang Bali dalam mempertahankan tanah air begitu tinggi. Di setiap peperangan terjadi para pejuang Bali dengan semangat heroiknya mempertaruhkan jiwa dan raganya, sehingga menyebabkan banyak pejuang Bali gugur untuk mempertahankan kemerdekaan. Hal inilah yang membuat para putra Bali yang seharusnya menjadi posisi Jenderal namun sudah gugur terlebih dulu di medan perperangan.

Hal itu disampaikan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika dalam sambutannya di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudoyono, dalam acara silaturahmi Presiden dengan keluarga besar pejuang dan veteran se-Bali di taman Pujaan Bangsa, Margarana, Tabanan Tabanan, Bali, Minggu (23/3). Pada acara yang dihadiri ratusan veteran dan keluarga veteran dan LVRI Bali ini, Pastika  tampak menitikkan air mata, tak dapat menahan rasa haru.

“Saya baru dapat jawaban, mengapa di Bali sangat sedikit ada Jenderal, bahkan di tahun 1970 an, saat saya masih di AKABRI, sama sekali tidak ada jenderal dari Bali, ternyata hal itu disebabkan karena jiwa heroik yang tinggi yang berani mengorbankan jiwa,” jelas Pastika. Pastika memaparkan ada lima perang puputan yang pernah terjadi di Bali yaitu Puputan Jagaraga, Puputan Badung, Puputan Klungkung, Puputan Kusamba dan Puputan Margarana. Dalam puputan Margarana 96 prajurit pilihan Bali gugur menjadi kusuma Bangsa. ”Begitu besarnya jiwa kepahlawanan para leluhur kita”, pungkas Pastika.

Wakil Sekretaris Markas Daerah LVRI Bali, Jro Wilaja, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasihnya, karena inilah untuk pertama kali, Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono berkenan hadir di kawasan yang bersejarah ini.

Presiden SBY dalam sambutannya menyampaikan rasa penghormatan dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pahlawan bali khususnya Brigjend Anumerta I Gusti Ngurah Rai, yang telah gugur untuk mempertahankan negara Kesatuan Republik Indonesia.  SBY juga berjanji akan terus memperhatikan kesejahteraan para veteran  sesuai dengan kemampuan negara. SBY juga menyampaikan bahwa dirinya  juga keluarga veteran sekaligus juga seorang veteran yang memiliki jiwa dan darah militer dengan sumpah menegakknan Negara kesatuan Republik Indonesia. “Sampai kapanpun kalau ada yang berani mengganggu negara Kesatuan RI, kita selalu siap mempertahankan,” tegasnya.

Acara ini merupakan silaturahmi sekaligus untuk mengenang peristiwa yang telah terjadi 68 tahun yang, tepat di lokasi terjadi perang puputan yang antara pasukan Ciung Wanara yang dipimpin I Gusti Ngurah Rai melawan penjajah NICA Belanda. Pada kesempatan itu Presiden didampingi Ny. Ani Yudhoyono meletakan karangan di Pusara I Gusti Ngurah Rai, dan melakukan tabur bunga di beberapa pusara para pahlawan. Acara ditutup dengan penulisan kata-kata mutiara oleh presiden SBY dalam sebuah batu prasasti. AD-MB