Gub PB3AS 12 April 2015

Denpasar (Metrobali.com)-

Jelang penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun 2015 ini, dipastikan akan menimbulkan persaingan  dunia kerja yang sangat ketat khususnya bagi Bali yang merupakan pulau primadona pariwisata. Oleh karena itu, para generasi muda di Bali harus digembleng untuk terbiasa bekerja keras, sekaligus meningkatkan kemampuan bekerja  agar menjadi generasi pemenang dalam persaingan ini. Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menghadiri Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Renon-Denpasar (12/04).

Pastika juga mencermati bahwa saat ini kebanyakan anak muda malas untuk mencari pekerjaan. Mereka lebih sibuk sendiri dengan dunianya, seperti memperkuat  kedua jempolnya untuk bermain gadget. Hal ini semakin diperburuk dengan sikap generasi muda yang tidak memperdulikan perkembangan dunia . Sudah dipastikan mereka tidak akan siap menghadapi MEA dan hanya jadi pengangguran. Ia meminta kepada generasi muda di Bali khususnya, untuk segera bangun dan berbenah diri serta terus melatih ketrampilan bahasa maupun kompetensi lainnya untuk dapat memiliki pekerjaan dengan mandiri.  Selanjutnya, kepada para orang tua ia menghimbau agar tidak memanjakan anak-anaknya  secara berlebihan karena hal tersebut akan memberikan dampak buruk terhadap anak salah satunya mereka menjadi tidak memiliki kemampuan daya saing tinggi. “Mari kita gembleng generasi muda untuk  menjadikan mereka pemenang, bukan menjadikan mereka pecundang, karena saat ini tidak ada jalan bahagia bertaburan bunga,  melainkan berliku, naik-turun dan penuh dengan duri, oleh karenanya siapkan senjata untuk itu”, ujar orang nomor satu di Bali itu.

Sementara itu masalah pariwisata juga menjadi topik hangat pada PB3AS kali ini, seperti yang disampaikan oleh salah seorang pemandu wisata, Giri Natha, mengkritisi bahwa kondisi museum di Bali saat ini tidak layak disebut museum. Ia, mengungkapkan bahwa banyak barang-barang kuno di musem sudah hilang entah kemana. Hal ini menyebabkan banyak wisatawan yang mengeluhkannya.Ia mencontohkan yang terjadi di museum Balidi mana banyak peninggalan kuno seperti tombak, lontar dan lainya yang sudah tidak terlihat lagi sampai sekarang. Ia berharap agar pemerintah menindaklanjuti hal tersebut, sesuai dengan harapan para pelaku parwisata dimana keberadaan museum Bali memang benar-benar mencerminkan dan memiliki nilai historis sejarah yang tinggi.  Masih seputar masalah pariwisata, Made Suwirya asal Lembongan  mengeluhkan masih adanya pemandu wisata siluman yang tidak memiliki ijin bekerja di Bali, serta masih banyaknya perilaku jual beli kepala kepada para wisatawan. Ia berharap pemerintah dapat menindak tegas terkait hal tersebut.

Selain masalah pariwisata, topik mengenai sampah juga mengemuka dalam PB3AS kali ini. Seperti yang disampaikan oleh  Made Bawa salah seorang warga Denpasar, menyampaikan bahwa kondisi kebersihan Denpasar masih kurang, serta perilaku masyarakat juga masih kurang peduli dengan lingkungan sekitar.  Ia berharap adanya kerjasama antar pemerintah, pengurus desa dan masyarakat yang terjalin dengan baik dalam menanganinya. AD-MB