Pekerja menumpuk peti kemas di areal penampungan peti kemas di pelabuhan Loli, Donggala, Sabtu (1/3). Selain Pelabuhan Pantoloan yang dikelola BUMN PT. Pelindo IV, pelaku usaha di Sulawesi Tengah juga banyak memanfaatkan pelabuhan Peti Kemas Loli yang dikelola oleh swasta, terutama untuk kebutuhan antar dan angkut antarpulau. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/ed/NZ/14



Denpasar (Metrobali.com)-

Rencananya mulai pertengahan bulan Januari 2016 Bali akan bisa melakukan bongkar muat petikemas, ataupun pengiriman langsung (ekspor) ke negara tujuan melalui Pelabuhan Benoa. Hal ini dikemukakan Purwanto Wahyu Widodo, Manager Operasional dan Komersil Pelindo III Benoa di Denpasar, Sabtu (27/12). “Rencananya kalau tidak ada aral melintang, pertengahan Januari 2016 Bali akan bisa melakukan ekspor ke negara tujuan melalui Pelabuhan Benoa”, ujar Widodo.

Ekspor langsung ini menurutnya sudah merupakan kebutuhan, jadi tidak perlu lagi transit melalui pelabuhan yang ada di Surabaya. “Kegiatan Internasional ini diharapkan memberikan kemudahan pada eksportir yang ada di Bali tidak lagi melakukan kegiatan yang mesti transit ke Surabaya, jadi bisa langsung ke Singapura dan Malaysia”, ungkapnya.

Pasalnya dengan dilakukannya kegiatan Internasional secara langsung dari Benoa, “Direct Service”nya lebih banyak. Disamping tingkat efisiensi yang di raih. “Dengan ekspor langsung ini banyak keuntungan yang mampu diraup, seperti tingkat efisiensi dan Direct Service yang diterima tentunya lebih banyak”, ungkap Widodo.

Namun ketika disinggung berapa tingkat efisiensi yang bisa direalisasikan nantinya, ia hanya mengatakan, pihaknya akan bisa melihatnya di triwulan pertama tahun 2016.

Saat ini pihak Pelindo III menurutnya telah mempersiapkan berbagai infrastruktur yang dibutuhkan, seperti secara administratif menyiapkan wilayah kepabeanan, dermaga, kawasan sementara (transit) barang ekspor impor. “Ibaratnya kalau di Bandara itu kita sudah punya gedung terminal internasional sama gedung domestik yang kita pisahkan”, tuturnya.

Lantas ia mengatakan, realisasi pengiriman (shipment) dipertengahan Januari 2016, dan ia menyatakan optimismenya produksi bongkar muat (drop box) akan berjalan lancar, pasalnya internasional jalan, domestikpun jalan.

Meski saat ini baru ada satu kapal CARGO yang melayani dalam enam hari sekali, namun kedepannya akan ada dua kapal yang melayani kegiatan internasional dan domestik. “Selain ekspor nantinya impor juga bisa langsung ke Bali melalui Pelabuhan Benoa”, ucapnya.

Ia berharap dengan adanya pelayanan kemudahan dan fasilitas pelabuhan laut Benoa yang mampu melakukan kegiatan ekspor impor langsung ke negara tujuan, momok yang selama ini ada akan teratasi. “Pangsa pasar tujuan ekspor dari Bali sangatlah besar, jangan sampai peluang ini terlewatkan, karena barang barang yang dikirim melalui Surabaya adalah barang barang ekspor, selain itu juga ekspor langsung ini berimbas pada serapan PAD pemerintah daerah”, tutupnya. AW-MB