Jalur utama depan pasar Gilimanuk lenggang (1)

 

Jembrana (Metrobali.com)-

 Sejumlah pedagang Pasar Gilimanuk bersama warga, Selasa (22/7) melakukan protes dengan mendatangi Mapolsek Kawasan Laut Gilimanuk. Pasalnya pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi tidak lagi melalui tempat mereka berjualan karena dialihkan ke jalur lain. Mereka datang ke Mapolsek Kawasan Laut Gilimanuk untuk meminta kebijakan dan solusi dengan harapan tidak merugikan para pedagang.

Difasilitasi pihak kelurahan dan bendesa, enam orang perwakilan pedagang menyampaikan keluhan. Mereka berharap pengalihan mobil pribadi ke gang-gang hanya dilakukan saat antrean saja. “Kami keberatan pengalihan itu, sejak dialihkan dagangan kami menjadi sepi. Padahal ini hanya terjadi setahun sekali” ujar Ni Kadek Ayu Astini (41), salah seorang pedagang buah.

Pedagang lainnnya, seperti Samiani, Wiwin dan Ibu Eka juga mengaku kecewa dengan pengalihan jalur mudik tersebut. Mereka berharap ada kebijakan terhadap moment setahun sekali untuk mengasis rezeki. “Anak saya baru saja masuk SMP dan SMA, jadi membutuhkan biaya banyak. Saya harap ada kebijakan. Kalau ini tidak ditanggapi saya dan pedagang lainnya akan demo terus” terangnya.

Dedi Rahmadi (42) didampingi Ketua RT 01 Hendri Murtopo mengaku setuju jika gang depan rumahnya dijadikan jalur alternatif saat mudik, namun jika situasi ramai (padat). “Kalau sepi sebaiknya mobil dibiarkan melintas di jalur utama (depan Pasar Gilimanuk) sehingga pedagang juga bisa kecipratan rezeki” ujarnya.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada tahun ini jalur untuk mobil akan dialihkan ke gang-gang pemukiman penduduk dan tidak melewati depan Pasar Gilimanuk. Kendaraan pribadi rencanannya mulai Gelong Kori dibelokkan ke kiri tembus ke Terminal Kargo lanjut ke loket tiket Pelabuhan. Sedangkan jalur di depan Pasar Gilimanuk hanya untuk truk, bus dan sepeda motor.

Kanit Lantas Polsek Kawasan Laut Gilimanuk, AKP Made Suwendra mengatakan mobil pribadi dan box dialihkan ke tiga gang yang melalui permukiman penduduk.  Dengan harapan  antrean tidak menumpuk pada jalur utama. Di setiap perempatan gang menurutnya akan dijaga polisi.

Sementara itu, Lurah Gilimanuk Gede Ngurah Widiada saat dikonfirmasi membenarkan adanya keberatan dari warganya itu. “Kami sudah mediasikan, mudah-mudahan ada solusi” harapnya.

Sementara itu, dari informasi, pada Selasa (22/7) dini hari tadi telah terjadi antrian truk hingga mencapi sekitar 5 kilo meter dari Pelabuhan Gilimanuk. Namun antrian tidak terjadi pada kendaraan roda empat dan sepeda motor, meski pada H-7 ini mengalami peningkatan.  “Pada H-4 jalur mudik sudah steril dari truk, kecuali truk kecil yang memuat sembako, lainnya tidak boleh” Kasatlantas Polres Jembrana, AKP Gede Sumadra Kerthiawan, Selasa (22/7).

Menurut manejer operasional Pelabuhan Gilimanuk, Wahyudi Susianto, hingga H-7 ini jumlah  kendaraan yang menyeberan ke Jawa dari pelabuhan Gilimanuk sudah menembus angka sekitar 10 ribu, dengan rincian sepeda motor sebanyak 7.228 unit, kendaraan pribadi 4.164 unit, kendaraan roda empat jenis picup dan truk sekitar mencapai 2000 unit. MT-MB