GABAH

Denpasar (Metrobali.com)-

Harga gabah kering panen (GKP) pada tingkat petani di Bali pada bulan Maret 2015 mengalami penurunan sebesar 2,46 persen, dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Februari 2015) “Demikian juga harga gabah di tingkat penggilingan turun sebesar 0,68 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan, harga gabah tersebut tetap masih berada di atas harga patokan pemerintah (HPP) yakni di tingkat petani sebesar Rp4.310,36 per kilogram dan ditingkat penggilingan Rp4.456,36 per kilogram.

Transaksi gabah kering panen tertinggi di tingkat petani terjadi di Kabupaten Karangasem sebesar Rp5.452 per kilogram untuk varietas Ciherang. Sedangkan harga terendah terjadi di Kabupaten Jembrana yakni Rp3.532/kg untuk varietas Ciherang.

Panasunan Siregar menambahkan, harga gabah di tingkat petani dan penggilingan di Bali mengalami penurunan akibat petani sedang mengalami panen raya, sehingga produksi melimpah.

Ia mengharapkan agar petani menyimpan sebagian gabah yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan, minimal untuk tiga-empat bulan ke depan.

Sisa dari kebutuhan gabah itu baru dijual, sehingga petani dan keluarganya lebih tenang, karena kebutuhan pokok berupa beras tidak perlu memikirkannya lagi, sehingga perhatian fokus untuk kerja.

“Tersedianya kebutuhan beras secara merata di kalangan petani tidak akan terlalu berpengaruh terhadap tingkat inflasi, karena semakin mahalnya kebutuhan pokok khususnya beras bisa menjadi salah satu pemicu inflasi,” ujar Panasunan Siregar.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat produksi padi daerah ini tahun 2014 tercatat 857.944 ton gabah kering giling (GKG), menurun 24.148 ton atau 2,74 persen dibanding tahun sebelumnya.

Menurunnya produksi padi itu akibat berkurangnya luas panen sebagai dampak dari pengaruh musim kemarau. Meskipun produksi padi secara keseluruhan menurun namun produktivitas tanaman meningkat 2,49 persen.

Produksi padi persatuan hektare mencapai 58,08 kuintal gabah kering panen (GKP) selama tahun 2014, meningkat 1,46 kuintal atau 2,49 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 58,60 kuintal.

Peningkatan yang signifikan tersebut berkat petani menggunakan pupuk organik maupun anorganik yang meliputi pupuk urea, TSP, SP36, KCL dan NPK secara intensif dan merata di setiap kabupaten dan kota.

Selain itu petani juga menggunakan benih unggul serta proses pemeliharaan yang baik sehingga menghasilkan padi yang bermutu. AN-MB