Denpasar (Metrobali.com)-

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengusulkan adanya pembedaan besaran tunjangan prestasi kerja (TPK) yang didapatkan para pejabat eselon di lingkungan pemprov setempat sesuai dengan prestasi masing-masing.

“Akan kami kaji dulu seperti apa mekanismenya karena selama ini besaran TPK sama saja, sesuai dengan eselon, jabatan dan golongannya,” kata Pastika di sela-sela pelantikan 62 pejabat struktural eselon III Pemprov Bali, di Denpasar, Senin.

Logikanya, menurut dia, kalau pejabat yang tidak berprestasi semestinya tidak diberikan. Namun, TPK itu perlu diberikan kepada mereka yang sudah mendedikasikan dirinya dengan baik dan berprestasi. “Bagi yang sudah malas masak mau diberi lagi, karena namanya saja tunjangan prestasi kerja,” papar dia.

Pastika belum dapat memastikan kapan rencana itu bisa direalisasikan karena masih akan dikaji lebih lanjut. Ia mengemukakan gagasan tersebut saat ini supaya nantinya para pejabat tidak kaget ketika kebijakan itu benar-benar diberlakukan.

Nantinya, tambah Pastika, kemungkinan kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) masing-masing yang akan menilai pejabat eselon mana yang berhak ataupun tidak menerima TPK.

“Maka dari itu kami kaji dulu, apakah kepala SKPD yang menilai, karena Gubernur atau Sekda sudah menilai SKPD. Secara berjenjang supaya ada pembedaan,” kata mantan Kapolda Bali itu.

Pada pelantikan tersebut, Pastika juga mengingatkan jajarannya agar tidak sekadar mengejar target administratif. Namun, yang lebih penting terwujudnya fungsi manfaat dan pemberdayaan bagi masyarakat.

“Oleh karena itu, semua elemen birokrasi Pemprov Bali harus satu persepsi dan memiliki kebersamaan langkah dalam penjabaran visi dan misi pembangunan daerah,” katanya.

Pastika juga meminta para pejabat yang baru dilantik untuk beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungan sosial dan tugas-tugas yang baru, serta bekerja dengan sebaik-baiknya.

“Tunjukkan kualitas kepemimpinan. Seorang pemimpin harus punya kelebihan, lebih pintar, lebih sehat, lebih bijaksana, mampu memerankan fungsi manajer dan berani,” ucapnya.

Di sisi lain, ia berpandangan menjadi pemimpin di tengah era transparansi dan keterbukaan informasi tidak mudah karena harus mampu menjelaskan berbagai hal kepada publik. AN-MB