Linda Amalia Sari Gumelar

Jakarta (Metrobali.com)-

Bangsa Indonesia baru saja memperingati Puncak Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2014. Puncak peringatan HAN yang biasanya dirayakan pada tanggal 23 Juli diundur menjadi 6 Agustus.

Pengunduran waktu peringatan itu dengan mempertimbangkan berbagai hal, salah satunya karena bertepatan dengan bulan suci Ramadan 1435 Hijriah.

Meski berbagai rangkaian acara baru saja berlalu, peringatan HAN 2014 tetap meninggalkan berbagai harapan bagi generasi mendatang.

Harapan terbesar adalah tidak ada lagi kasus kekerasan ataupun kejahatan seksual yang belakangan ini marak terjadi pada anak-anak.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar mengatakan bahwa perayaan HAN tahun 2014 diwarnai berbagai kasus kekerasan terhadap anak.

“Berbagai masalah dan tantangan masih kita dihadapi. Selain maraknya kasus kekerasan dan kejahatan seksual terhadap anak, kita masih dihadapi dengan berbagai ‘emerging issues’ lainnya,” kata Linda.

Misalnya, kata dia, masih terjadinya kekerasan pada anak, praktik-praktik dan tradisi yang kurang mendukung perlindungan dan tumbuh kembang anak, perdagangan manusia (trafficking),dan lain sebagainya.


Meski demikian, Linda juga menegaskan bahwa terlepasdari masih maraknya kasus kekerasan terhadap anak, tidak dipungkiri upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dan para pemangku kepentingan lainnya untuk memenuhi hak anak dan perlindungan terhadap anak telah mengalami kemajuan yang cukup berarti.

“Komitmen Pemerintah dari sisi regulasi telah jelas dengan diratifikasinya Konvensi Hak Anak dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990, disusunnya Undang-Undang Perlindungan Anak dan berbagai perundang-undangan serta peraturan pemerintah lainnya yang terkait,” katanya.

Dari sisi pembangunan, tambah dia, kepentingan terbaik bagi anak telah diintegrasikan kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010–2014.

 GN AKSA Selain itu, Linda juga mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengajak seluruh elemen masyarakat melakukan Gerakan Nasional untuk Memberantas Kejahatan Seksual terhadap Anak yang diinisiasi oleh Pemerintah melalui Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2014 tentang Gerakan Nasional Antikejahatan Seksual terhadap Anak atau GN-AKSA.

“GN AKSA merupakan kado bagi seluruh anak Indonesia pada Hari Anak Nasional,” katanya.

Menurut dia, masyarakat dan swasta sangat mengapresiasi terbitnya Inpres Tersebut dan pada umumnya mereka sudah ikut memasukkan program-programnya di dalam Rencana Aksi GN AKSA.

“Program-program dari kementerian/lembaga sebagai Rencana Aksi Nasional Antikejahatan Seksual Anak telah disusun untuk tahun 2014–2016. Begitu pula, dengan para stakeholder lain,” katanya.

Dia juga mengatakan bahwa pada tanggal 15 Juli yang lalu, enam organisasi perempuan telah mendeklarasikan Perempuan Indonesia Mendukung Gerakan Nasional Antikejahatan Seksual Anak melalui program-program aksi yang akan dilaksanakan di setiap tahun.

Linda mengharapkan, GN AKSA bisa menekan kasus kekerasan seksual terhadap anak Indonesia.

“GN AKSA merupakan bentuk komitmen dari pemerintah untuk menekan kasus kekerasan seksual terhadap anak,” kata Linda.

Linda juga mengatakan bahwa momen peringatan Hari Anak Nasional ini merupakan pengingat bagi semua pihak untuk berkomitmen kuat dalam memenuhi empat hak anak, yakni hak untuk hidup, hak untuk tumbuh dan berkembang, hak untuk mendapatkan perlindungan, dan hak untuk berpartisipasi.

Untuk memenuhi hal tersebut, kata dia, perlu gerakan bersama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, butuh komitmen kuat semua pihak,” katanya.

Linda juga menekankan pentingnya peran media dalam menyiarkan hal-hal yang positif seperti prestasi-prestasi yang diraih anak Indonesia di berbagai tingkat, baik nasioal maupun internasional.

“Dengan begitu akan membuat efek positif dan memberikan motivasi untuk ikut berprestasi bagi anak lainnya,” katanya.

Dengan demikian, Linda berharap anak-anak Indonesia akan tumbuh menjadi anak yang mandiri, cerdas, berkarakter, dan cinta tanah air, serta mencintai kedamaian dan menjauhi kekerasan. AN-MB