Foto: Para caleg perempuan lintas partai yang belum berhasil terpilih sebagai anggota legislatif di Pileg 2019 berfoto bersama Ketua KPRK Dr. AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda S.H. M.M. M.H., dan para pelaku UMKM Bali.

Denpasar (Metrobali.com)-

Sejumlah caleg perempuan lintas partai yang belum berhasil terpilih sebagai anggota legislatif pada Pileg 2019 ini berkumpul Senin sore (20/5/2019) di kediaman tokoh perempuan Bali Dr. AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda S.H. M.M. M.H.

Dalam spirit peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang jatuh pada 21 Mei 2019 ini, para caleg perempuan yang belum “beruntung” ini menyatakan tekad bulat untuk tetap melanjutkan perjuangan di tengah-tengah masyarakat walau tidak terpilih sebagai anggota Dewan.

“Para caleg perempuan yang belum terpilih ini tetap semangat melanjutkan perjuangannya di luar parlemen,” kata Tini Gorda yang juga Ketua Koperasi Perempuan Ramah Keluarga (KPRK) yang menginisiasi acara yang juga dilanjutkan dengan buka puasa bersama ini.

Sejumlah caleg perempuan yang tampak hadir seperti Ni Ketut Sariwati (caleg DPRD Bali dapil Denpasar dari Partai NasDem), Faridah Zahra (caleg DPRD Denpasar dapil Denpasar Barat 2 dari Partai Bulan Bintang), Indah Widyasari (caleg DPRD Kota Denpasar dapil Denpasar Utara dari Partai NasDem).

Lalu Ni Wayan Purnamayanti (caleg DPRD Bali dapil Badung dari Partai Demokrat), Sagung Alit Ernawati (caleg DPRD Bali dapil Tabanan dari Partai Demokrat), Noor Hilyin Handayani (caleg DPRD Bali dapil Buleleng dari Partai Golkar) serta sejumlah caleg perempuan lainnya.

Tini Gorda yang juga Ketua BKOW (Badan Kerjasama Organisasi Wanita) Provinsi Bali ini mengakui capaian keterpilihan caleg perempuan di Bali memang cukup bagus yakni di angka 13 persen, walau memang belum terlalu memuaskan. Dimana total ada 52 orang caleg perempuan yang terpilih untuk DPRD Kabupaten/Kota se-Bali dan DPRD Provinsi Bali.

Rinciannya 43 orang caleg perempuan lolos di DPRD Kabupaten/Kota se-Bali dan 9 orang caleg perempuan melenggang ke DPRD Provinsi Bali. Dari total 52 Srikandi yang lolos sebagai anggota Dewan didominasi caleg perempuan PDI Perjuangan sebanyak 32 orang. Bahkan untuk DPRD Bali 6 dari 9 orang caleg perempuan terpilih berasal dari partai berlambang banteng bermoncong putih ini.

Capaian 52 kursi ini atau setara 13 persen dari total kursi yang ada secara keseluruhan naik dibandingkan tingkat kepeterpilihan caleg perempuan se-Bali pada Pileg 2014 yang hanya stagnan di angka 7,3 persen.

“Angka 13 persen anggota legislatif perempuan di seluruh Bali memang belum sesuai harapan. Dari awal kami di BKOW harapkan minimal 15 persen,” kata Tini Gorda yang sempat menginisiasi diklat (pendidikan dan pelatihan) caleg perempuan yang digelar BKOW Bali pada Pileg 2019 lalu.

Pihaknya pun memuji semangat dan spirit serta sikap mental tangguh dan kuat yang ditunjukkan caleg perempuan ini walau memang belum dapat “garis tangan” sebagai wakil rakyat di legislatif.

Untuk itulah pihaknya lewat KPRK mengajak para caleg perempuan ini untuk terus mengasah kemampuan diri khususnya dalam hal pemberdayan ekonomi agar juga bisa memberdayakan kaum perempuan lainnya mandiri secara ekonomi lewat kewirausahaan menjadi pelaku UMKM.

“Perempuan bukan hanya berbuat di legislatif. Dengan spirit kebangkitan, berperanlah di investasi sosial bersama organisasi KPRK untuk memberdayakan ekonomi kaum perempuan,” ajak Tini Gorda yang juga Ketua DPD IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Provinsi Bali dan mantan Ketua Perdiknas Denpasar ini.

Tetap Semangat, Berjuang di Jalur Lain

Ni Ketut Sariwati, caleg DPRD Bali dapil Denpasar dari Partai NasDem, menegaskan perempuan berkarya tidak harus di ruang DPRD. “Pejuang sejati harus berjuang terus dimanapun.
Sebuah bangsa hebat karena majunya perempuan,” katanya yang mengaku tetap akan maju lagi pada Pileg 2024.

Indah Widyasari, caleg DPRD Kota Denpasar dapil Denpasar Utara dari Partai NasDem, juga mengaku tidak terlalu kecewa dengan hasil yang diperolehnya walaupun belum terpilih. Ia mengakui ini semua proses pembelajaran, mencari pengalaman dan pendewasaan diri.

Hal senada disampaikan Faridah Zahra, caleg DPRD Denpasar dapil Denpasar Barat 2 dari Partai Bulan Bintang (PBB). “Jangan putus asa. Tetap maju, semangat. Kita semua ini perempuan hebat,” kata Ketua DPC PBB Kota Denpasar ini.

Sementara itu Sagung Alit Ernawati, caleg DPRD Bali dapil Tabanan dari Partai Demokrat mengakui sebagian caleg perempuan cukup sulit bersaing. Kendati demikian, ia mengaku tetap ingin berkontribusi untuk tanah kelahirannya walau bukan di legislatif.

“Saya ingin berbuat untuk Tabanan di DPRD Bali. Rupanya belum berjodoh tapi saya tetap berjuang,” kata perempuan berusia 60 tahun pensiunan BUMN ini.

Ni Wayan Purnamayanti, caleg DPRD Bali dapil Badung dari Partai Demokrat juga mengaku tidak kapok nyeleg walau sudah tiga kali gagal di Pileg sejak nyaleg di tahun 2009 hingga 2019 ini.

“Saya selalu semangat nyaleg karena merasa nyaman di Partai Demokrat. Apalagi ada AHY dan Pak SBY,” kata kader militan  yang sudah bergabung dari awal Partai Demokrat terbentuk ini.

Hal senada diakui Noor Hilyin Handayani, caleg DPRD Bali dapil Buleleng dari Partai Golkar. Ia juga tak menampik jika Pemilu Serentak 2019 ini tergolong ribet dan membingungkan masyarakat sebab harus berhadapan dengan lima surat suara berbeda.

Namun terlepas dari belum terpilihnya para caleg perempuan ini, mereka semua sepakat bahwa idealisme dan perjuangan mereka untuk berkontribusi bagi masyarakat tidak harus terhenti hanya karena mereka tidak menyandang status anggota legislatif.

Mereka akan tetap memperjuangkan keyakinan dan idealisme mereka dengan jalur yang berbeda. Dan satu hal yang pasti pula masih terbuka lebar peluang mereka terpilih pada Pileg 2024 sepanjang mereka tidak kapok nyaleg dan punya keyakinan kuat. (wid)