fadlizon

Jakarta  (Metrobali.com)-

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, kebocoran anggaran pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono terjadi karena adanya masalah maksimalisasi pendapatan.

“Kebocoran anggaran tidak menyiratkan kegagalan pemerintahan SBY, tapi saya kira ini masalah maksimalisasi,” ujar Fadli Zon di Jakarta, Senin (16/6).

Dalam debat capres pada Minggu (15/6) malam, Prabowo Subianto menyebutkan bahwa kebocoran anggaran sebesar Rp1.000 triliun.

Menurut dia, jadi kebocoran yang dimaksud bisa juga bukan hanya di sektor pengeluaran tetapi juga di sektor pendapatan dan itu merupakan sebuah potensi.

“Jadi kita kan selalu pak Prabowo menyampaikan yang baik kita lanjutkan, apa yang kurang kita perbaiki dan seterusnya,” ujar dia.

Ia mengatakan, ekonomi kerakyatan yang pro kesejahteraan rakyat dengan prioritas misalnya di sektor pertanian.

“Di samping itu juga tentu saja memperbaiki kesejahteraan buruh, pedagang pasar, guru, guru honorer, atau disabilitas,” kata dia.

Hal tersebut menjadi prioritas pasangan Prabowo-Hatta dan untuk menangani membutuhkan anggaran yang kuat dan banyak.

“Nah anggarannya dari mana? Ya dari efisiensi yang ada, kemudian memaksimalkan anggaran dari pendapatan. Kan APBN itu anggaran Pendapatan dan Belanja. Selama ini kita hanya fokus pada belanja. Jadi pendapatan kurang,” ujar dia.

Untuk meningkatkan pendapatan, lanjutnya, kekayaan-kekayaan negara yang selama ini kurang terurus atau bocor ke luar negeri harus diproteksi dan dilindungi.

“Nah ini yang menjadi perhatian bagi Prabowo Subianto bersama Hatta Rajasa bagaimana caranya agar kekayaan negara tidak bocor ke luar negeri,” kata dia.

Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. AN-MB