Jembrana (Metrobali.com)-

Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Jembrana bertambah satu kasus. Pasien ini merupakan warga dari Desa Kaliakah, Kecamatan Negara.

Lansia berusia 66 tahun ini merupakan hasil tracking kasus positif Covid-19 dari warga ber-KTP Denpasar yang kini dirawat di RSU Sanglah Denpasar. Sebelumnya PNS dari Denpasar ini sempat pulang kampung ke Jembrana yakni ke Desa Berangbang dan Desa Kaliakah.

“Pasien lansia ini masuk RSU Negara Kamis kemarin. Kami catatkan sebagai pasien positif Covid-19 ke-32” ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana dr. I Gusti Agung Putu Arisantha dalam keterangan perss di Posko Covid-19, JUmat (26/6).

Pasien lansia ini sebelumnya dinyatakan reaktif rapid test. Karena reaktif kemudian dilanjutkan dengan pengambilan swab dan hasilnya diketahui positif Covid-19.

Sebelumnya pihaknya telah melakukan tracking terhadap 6 warga di Desa Kaliakah yang sempat kontak dekat dengan pasien positif yang dirawat di RSU Sanglah. Tracking dilakukan kepada ibu dan 2 anaknya serta 3 cucunya.

Dari tracking itu, 2 orang diketahui reaktif, sedangkan 4 orang lainnya non reaktif.
Terhadap 2 orang reaktif ini kemudian dilakukan pengambilan swab dan hasilnya satu orang dinyatakan positif Covid-19 yakni lansia yang berusia 66 tahun. Sedangkan satu orang lagi masih menunggu hasil swab.

Dengan penambahan satu kasus positif ini kata Arisantha, jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 di Jembrana menjadi 32 kasus. Dari jumlah ini, 28 orang dinyatakan sembuh. Sedangkan 4 orang lainnya masih menjalani perawatan di RSU Negara.

Keempat pasien yang dirawat di RSU Negara kata dia, lansia berasal dari Desa Berangbang, sopir dari Desa Tegal Badeng Timur, warga PMI dari Desa Ekasari dan lansia dari Desa Kaliakah.

Terkait adanya satu warga dari Desa Pengambengan yang sebelumnya dikabarkan kabur setelah dirinya diketahui reaktif, Arisantha mengatakan orang tersebut sudah diketahui dan kini sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya.

Pria berusia 52 tahun ini diketahui reaktif dari hasil rapid test saat memeriksakan diri ke RSU Negara. Setelah hasilnya keluar dan tahun hasilnya reaktif, ia keluar dengan alasan menelpon keluarganya, namun langsung pergi.

Petugas medis sempat bingung. Setelah dicari ternyata ia pulang ke rumahnya di Pengambengan. Ia melakukan rapid test karena akan pergi ke Jawa menyemput anaknya.

“Setelah dilakukan pendekatan, dia mau melakukan isolasi, tapi isolasi mandiri selama 14 hari di rumahnya” ujar Arisantha. (Komang Tole)