BMKG Prediksi Desember Hingga Februari 2017 Curah Hujan Tinggi di Bali
Bulan Desember, Januari dan Februari diprediksi menjadi bulan puncak musim penghujan tahun 2016 hingga 2017 mendatang dan diprediksi akan melanda wilayah Pupuan Tabanan. Dan daerah perbukitan di Bali tengah secara normal menjadi daerah yang dilanda puncak hujan tertinggi.
Data Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Ngurah Rai, awal musim hujan tahun 2016-20170 diprediksi terjadi dari bulan September hingga Desember. Musim tersebut tersebar dibeberapa daerah di Bali yang secara umum dibagi menjadi 15 zona musim.
“Hasil analisis serta pertimbangan kondisi fisis dan dinamina atmosfer Stasiun Klimatologi Negara. Dua ZOM yang menjadi daerah awal musim hujan yaitu di wilayah Jembrana bagian selatan, Tabanan bagian selatan, Badung bagian utara, serta Tabanan bagian utara. Empat ZOM yang akan memasuki musim penghujan antara dasarian I hingga III Oktober 2016. Itu meliputi wilayah Buleleng bagian utara, Tabanan bagian tengah, Giayar bagian tengah, Badung bagian tengah, Bangli bagian tengah, Karangasem bagian tengah, Tabanan bagian utara, dan Bangli bagian utara,” ujar Kepala Stasiun Klimatologi Negara Nuga Putrantijo di Denpasar belum lama ini.
Sementara 7 ZOM lainnya akan mengalami musim penghujan di antara dasarian I hingga III November nanti. Dimana wilayah-wilayah yang masuk dalam zona tersebut adalah, Jembrana bagian barat, Tabanan bagian utara, Bangli bagian utara, Buleleng bagian timur, Karangasem bagian utara, Karangasem bagian timur, Gianyar bagian selatan, Klungkung bagian selatan, Karangasem bagian selatan, Kota Denpasar, dan Badung bagian selatan. Sedangkan untuk 2 ZOM sisanya diprediksi akan memasuki musim penghujan pada bulan Desember 2016 nanti, meliputi wilayah Jembrana bagian barat, Buleleng bagian barat, serta Nusa Penida.
“Perbandingan prakiraan awal musim hujan 2016/2017 terhadap rata-rata periode 1981-2010, 4 ZOM kami prakirakan terjadi lebih awal, 7 ZOM sama, dan 4 ZOM lebih lambat alias mundur,” jelas Nuga.
Dipaparkannya, sebagian besar sifat musim penghujan tahun ini adalah normal. Kendati di awal-awal musim diprediksi ada indeks Lanina yang muncul, namun keberadaan Lanina tersebut menghilang dan normal kembali pad bulan Juli lalu. Sehingga secara umum tidak ada hal yang menurutnya perlu signifikan diwaspadai, karena curah hujan turun seperti musim hujan biasanya.
“Cuma mungkin musim pancaroba ini yang perlu diwaspadai, seperti adanya angin kencang dan tinggi gelombang laut. Dimana seperti di Jembrana, beberapa baliho sempat roboh. Namun itu baliho yang konstruksinya dari kayu saja, bukan yang paten. Khusus untuk wilayah yang mengalami puncak musim penghujan, yang perlu diwaspadai adalah adanya longsor, banjir dan hal lain yang masalahnya menyangkut hydro meteorologi,” saran Nuga.
Sementara Kepala BPBD Provinsi Bali, Dewa Made Indra menegaskan bahwa suatu bencana bisa terjadi kapanpun, baik terkait dengan iklim ataupun tidak. Karenanya, jajaran penanggulangan bencana ditegaskan harus selalu siap. “Informasi dari BBMKG ini sangat penting bagi kami. Karena informasi tersebut adalah salah satu dasar kami membangun kesiapsiagaan,” tegasnya.
Kontur topografi Bali yang sebagian terdiri dari perbukitan menurutnya sangat rentan akan bencana saat terjadinya musim penghujan. Baik berupa longsor, puting beliung, gelombang pasanglaut ataupun banjir. Pihaknya pun mengimbau supaya masyarakat selalu waspada. SIA-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.