KETUT RUDIA

Denpasar (Metrobali.com)-

Badan Pengawas Pemilu (Balaslu) Provinsi Bali segera memanggil calon anggota legislatif yang tetap “membandel” memasang iklan publikasi diri di berbagai media cetak di luar jadwal kampanye.

“Jika tetap saja memasang iklan kampanye itu setelah kami surati, maka mau tidak mau kami akan meminta klarifikasi dari mereka karena saat ini sesungguhnya belum boleh berkampanye lewat media massa,” kata Ketua Bawaslu Provinsi Bali Ketut Rudia, di Denpasar, Minggu (19/1)..

Menurut dia, berdasarkan UU No 8/2012 tentang Pemilu DPR, DPD, dan DPRD, kampanye lewat media massa baik cetak maupun elektronik hanya boleh dilakukan selama 21 hari yakni dari 16 Maret-5 April 2014.

“Waktu berkampanye pada media cetak itu dimulainya bersamaan dengan kampanye terbuka. Melanggar jadwal kampanye tersebut sesuai UU Pemilu termasuk perbuatan pidana dengan ancaman hukuman penjara satu tahun atau denda Rp12 juta,” ujarnya.

Para caleg yang memasang iklan di media cetak dari awal Januari 2014 hingga saat ini sudah kami surati dan kami tembuskan juga ke induk parpol masing-masing dan media cetak tempat pemuatan iklan kampanye.

“Ada enam caleg dan dua media cetak yang sudah kami surati. Kami akan lihat perkembangannya, jika sampai Senin (20/1) masih saja membandel, akan kami mintakan klarifikasi,” ujarnya.

Jika setelah proses klarifikasi, lanjut dia, tetap saja tidak ada perubahan sikap untuk mencabut iklannya, maka Bawaslu akan mengambil tindakan tegas.

“Kami akan bahas dulu dalam sentra penegakan hukum terpadu, setelah di sana diambil kesimpulan jika ternyata benar-benar melanggar barulah dibawa ke kepolisian,” ujar Rudia.

Di sisi lain, Rudia tidak memungkiri ada juga caleg yang sadar dan segera mencabut iklannya di media cetak setelah menerima surat dari Bawaslu Bali.

Pihaknya sangat berharap kalangan media di Bali supaya memiliki kepekaan untuk tertib mematuhi jadwal kampanye sehingga tahapan pemilu dapat berjalan dengan kondusif. AN-MB