Keterangan foto: Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem, drh. I Made Ari Susanta/MB

Karangasem (Metrobali.com) – 

Karangasem menduduki kasus anjing gila atau rabies tertinggi di Bali. Tujuh puluh desa terdampak rabies. Selain itu, data terbaru mencatat, sejak Januari 2019, telah terjadi 11 kasus rabies.

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem, drh. I Made Ari Susanta, saat ditemui metro bali Rabu 27/2. Ia menambahkan, dari 11 kasus yang ada, mayoritas terjadi di Kecamatan Bebandem. “Kebanyakan digigit anjing peliharaan dan anjing liar yang tidak divaksinasi,” ungkap Ari.

Ia menambahkan, kasus gigitan anjing rabies di Kabupaten Karangasem, telah terjadi sejak tahun 2009, yang mana, mulanya ditemukan di daerah Tianyar. “Kasus rabies di Karangasem , bermula saat salah satu warga Tianyar mengadopsi anjing dari daerah Kuta, yang terjangkit rabies,” ungkapnya.

Sejak saat itu kasus Rabies di Karangasem merebak. Bahkan tiap tahunnya, angka kasus selalu tercatat tinggi. Populasi anjing di kabupaten Karangasem yang mencapai 50 ribu, membuat pihaknya kewalahan melakukan vaksinasi. Belum lagi peran serta masyarakat yang tak “gayung bersambut”.

Padahal tiap tahunnya, pihaknya, telah melakukan vaksinasi massal. Namun rabies tak dapat dientaskan. Vaksinasi telah digelar dengan 2 metode, yaitu aktif dan pasif. Aktif dimana petugas mendatangi rumah-rumah warga memiliki anjing untuk divaksinasi, sedangkan pasif petugas menunggu di balai banjar.  Tak hanya itu, petugas juga membuka vaksin gratis, dengan langusung ke Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem.

Tak hanya menggalakkan vaksinasi. Untuk menekan angka rabies, Ari Susanta menyatakan, telah melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah, mengenai bahaya rabies, cara penanganan bila tergigit anjing, serta bagaimana cara merawat anjing peliharaan agar tak mudah terjangkit rabies. “Agar para pelajar memahami penanganan rabies, selain itu untuk masyarakat luas, kita juga rutin mengadakan sosialisasi lewat Radio,” ungkap Ari Susanta.

Ari Susanta berharap, seluruh masyarakat Karangasem dapat bersama memerangi bahaya virus Anjing Gila ini, dengan mensukseskan vaksinasi masal yang rencana akan digelar Maret mendatang. “Sesuai SOP vaksinasi akan digelar 30 hari, di seluruh desa di Kabupaten Karangasem,” pungkasnya.

Pewarta: Made Yunda
Editor: Hana Sutiawati