Gubernur paxda Peringatan Bom Bali

 Denpasar (Metrobali.com)-

Meski tak mungkin melupakan kejadian yang sangat memilukan pada 12 Oktober 2002 silam, keluarga korban dan mereka yang selamat dalam tragedi Bom Bali 1 diajak untuk memaafkan dan menghapus dendam agar dapat menjalani hidup lebih baik lagi ke depannya. Harapan tersebut disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menghadiri peringatan 12 tahun aksi terorisme terburuk sepanjang sejarah di Monumen Bom Bali (Ground Zero) Legian, Kuta, Minggu (12/10).

Lebih lanjut Pastika mengurai, peringatan peristiwa yang menewaskan 202 orang dan mencederai 209 orang tersebut bukan bertujuan untuk membangkitkan kembali dendam atau amarah keluarga korban ataupun korban selamat dalam tragedi kemanusiaan tersebut. Sesungguhnya, kata Pastika, peringatan yang rutin digelar setiap tahun ini merupakan momen untuk mengenang korban meninggal dalam peristiwa tersebut. Lebih dari itu, peringatan juga dimaksudnya untuk mengingatkan seluruh komponen bahwa aksi kekerasan telah menimbulkan penderitaan yang tak berkesudahan bagi sesama

“Melalui peringatan ini, kita kembali mengenang peristiwa yang sangat memilukan. Banyak yang kehilangan suami, istri, saudara, anak ataupun orang tua. Sebagian lagi harus melanjutkan hidup dengan penderitaan karena mengalami cacat fisik,” ujarnya. Pastika memahami, tak mudah melupakan kejadian tersebut. Namun demikian, sejalan dengan waktu, dia berharap keluarga korban maupun mereka yang selamat bisa menghapus dendam dan amarah. Kata Pastika, menyimpan amarah dan dendam hanya akan manambah luka dan menyakiti diri sendiri. “Untuk dapat melanjutkan hidup yang lebih baik, mari berusaha memaafkan, meski tak mungkin melupakan,” ujarnya dengan suara bergetar.

Dalam kesempatan itu, pria yang sempat menjadi Ketua Inventigasi Bom Bali 1 ini juga mengingatkan agar peringatan 12 tahun Bom Bali 1 dapat digunakan sebagai momentun untuk menyebarkan semangat perdamaian, persaudaraan dan toleransi. “Kita semua bersaudara, apapun warna kulit, agama dan profesi. Jika semua sepakat dengan semangat damai, saya yakin aksi terorisme tak perlu terjadi. Mari kita gunakan semangat damai dan toleransi untuk melawan aksi kekerasan semacam itu,” ujarnya. Dia juga berharap, keyakinan dan idiologi jangan dijadikan alasan pembenar untuk melakukan kekerasan terhadap sesama. “Sekecil apapun bentuk kekerasan hanya akan menimbulkan penderitaan,” ujarnya.

Pastika yang terlibat aktif dalam proses investigasi dan pemulihan Bali pasca bom kala itu juga mengapresiasi keberadaan Yayasan Isana Dewata yang beranggotakan 43 keluarga korban bom Bali. Sebagai wujud apresiasi, dia bersedia didudukkan sebagai salah seorang pendiri dalam kepengurusan yayasan yang diketuai oleh Ni Luh Erniati. “Semoga keterlibatan saya bermanfaat bagi yayasan ini dan saya mengajak pihak lain untuk peduli dengan keberadaan mereka,” tambah Pastika.

Peringatan 12 Tahun Tragedi Bom Bali 1 diwarnai dengan tabur bunga dan peletakan karangan bunga pada monumen yang bertuliskan 109 orang nama korban meninggal dunia dalam tragedi tersebut. Korban terbanyak dari Australia yaitu 88 orang, Inggris 33 orang, Indonesia 38 orang, Amerika Serikat tujuh orang, Jerman enam orang, Swedia lima orang, Belanda dan Perancis masing-masing empat orang, Denmark dan Swiss masing-masing tiga orang. Sedangkan Selandia Baru, Jepang, Afrika Selatan, Korea dan Brazil masing-masing dua orang. Sementara Italia, Taiwan, Portugis, Polandia, Yunani, dan Ekuador masing-masing satu orang. Sebelum meletakkan karangan bunga, Pastika sempat mancakupkan tangan dan memanjatkan doa di depan monumen. Hal yang sama juga dilakukan Konjen Australia Majell Maree Hind dan wakil Bupati Badung I Made Sudiana.

Meski 12 tahun telah berlalu, haru masih menyelimuti keluarga korban saat mengikuti rangkaian acara peringatan. Selain dihadiri keluarga korban dan korban selamat dari Indonesia, sejumlah warga negara asing juga membaur dalam kegiatan tersebut. Kegiatan ini juga masih menarik perhatian sejumlah jurnalis asing, khususnya media Australia yang sempat melakukan wawancana khusus dengan Gubernur Pastika. AD-MB