Denpasar (Metrobali.com)-

Revitalisasi pasar tradisional tidak hanya sebatas menata fisik pasar namun juga mampu meningkatkan daya saing pasar tradisional ditengah merangseknya pasar modrn. Perbaikan pengelolaan managemen pasar menjadi hal penting program revitalisasi pasar kedepannya yang juga sebagai ikon penggerak ekonomi kerakyatan. Hal tersebut telah dilakukan Pemerintah Kota Denpasar untuk meningkatkan eksistensi pasar tradisional sehingga menjadi tempat yang layak untuk dikunjungi. Festival Pasar yang dilaksanakan setiap tahun Pemerintah Kota Denpasar melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM PemDes) Kota Denpasar dapat mewujudkan pasar tradisional menuju pasar sapta pesona yakni keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan kenangan. Dengan demikian Pasar Tradisional dapat mewujudkan Pasar Ramah, dan Segar berwawasan Budaya, Kreatif, Harmoni, dan berkelanjutan.

“Festival pasar ini bukan hanya sekedar penilaian, namun dapat meningkatkan kesadaran dan pelestarian aspek budaya Pasar Desa. Disamping merubah mindset perilaku ekonomi modrn dapat dilakukan melalui pola hidup bersih di Pasar Desa,” ujar Kepala BPM PemDes Made Mertajaya, Kamis (2/1) saat ditemui pada rapat persiapan Festival Pasar Tradisional di kantor setempat. Lebih lanjut Mertajaya mengatakan keberhasilan untuk dapat merubah beberapa hal tersebut juga tergantung dari komitmen dan sinergi Pemerintah, pengelola pasar dan masyarakat lingkungan pasar.

Kegiatan Festival Pasar menurut Mertajaya juga telah mampu melakukan pembenahan di pasar desa secara bertahap, seperti telah dipasang alat pengahalau lalat elektrik pada kios daging. Hal ini memberikan pengaruh terhadap kunjungan masyarakat untuk berbelanja ke Pasar Tradisional, serta mampu meningkatkan daya saing Pasar Tradisional ditengah gempuran Pasar Modrn. Disamping itu juga beberapa para pedagang daging dan sayur-sayur segar telah menggunakan celemek saat menawarkan dagangannya kepada pembeli.

Mengelola kebersihan pasar bukan semata tanggung jawab pengelola pasar itu sendiri, tetapi pedagang juga memiliki kewajiban dan tanggung jawab dalam menjaga sekaligus mengelola kebersihan pasar.  Jika kebersihan pasar dapat terwujud kita dapat mengimbangi keberadaan pasar modern seperti supermarket. “semakin pasar tradisional digemari oleh masyarakat, semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat itu sendiri,” ujar Mertajaya.

Selain itu barang-barang yang dijual di pasar tradisional merupakan produk lokal, bukan sebaliknya menjual barang bermerek yang diimpor dari luar. Festival pasar akan melibatkan tim penilai independen dari Fakultas Ekonomi Universitas Udayana dengan melakukan penilaian pada minggu kedua Bulan Januari 2014. Serta melibatkan tim penilai dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Denpasar, dengan melakukan penilaian kepada 35 pasar desa, dan 16 Pasar yang dikelola Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar. Disamping melakukan penilaian, pada ajang Festival Pasar ini juga akan digelar Sepekan Pasar Tradisional, Festival Kuliner, serta kegiatan lomba-lomba. “Melalui fetival pasar ini dapat mewujudkan Pasar yang representatif, sehingga masyarakat kembali berkunjung dan berbelanja di Pasar tradisional,” ujar Mertajaya. PUR-MB